“Jangan-jangan ada yang mau mengkudeta Partai Golkar dengan mengumpan Azis. Kita harus selalu curiga dengan kegiatan-kegiatan non legal yang beroperasi di dalam soal-soal korupsi,” tuturnya.
Menurutnya, merupakan suatu hal yang normal bila KPK tidak berani menguak sebuah kasus dugaan korupsi.
“Jadi kalau dia (KPK) berani, itu artinya ada perubahan konstelasi di istana yang memungkinkan KPK untuk meneruskan kasus ini,” ucapnya.
Ia menjelaskan bahwa perubahan konstelasi politik tersebut tentu terhubung dengan kasak-kusuk untuk memastikan siapa saja koalisi yang menguatkan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Maka dari itu, ia berpendapat, semua dinamika tersebut menimbulkan satu dugaan bahwa ada skenario baru yang sedang terbentuk.
“Ini yang hendak diujikan pada kasus Azis Syamsuddin,” ucap Rocky Gerung.
“Jadi perencanaan politik di istana itu akan berimbas pada keputusan KPK terhadap kasus Azis Syamsuddin. Kenapa? Karena Azis Syamsuddin adalah Golkar,” tuturnya lagi.
Ia memandang bahwa kemampuan Golkar untuk menghimpun kekuatan-kekuatan secara formal dengan mudah dibaca oleh Jokowi sebagai peluang.