PR DEPOK - Pengamat politik, Rocky Gerung, mengomentari pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD yang meminta masyarakat agar tidak terlalu kecewa dengan pemerintahan yang koruptif.
Dalam keterangannya, Rocky Gerung menilai Mahfud MD nampak tidak paham bahwa korupsi bukan lagi hanya persoalan ekonomi.
"Dulu memang di era 80-an, ada satu teori di dalam ilmu ekonomi yang mengatakan 'pertumbuhan justru tumbuh kalau ada korupsi'. Jadi korupsi itu semacam insentif untuk mempercepat proses ekonomi. Tapi itu tiga, empat puluh tahun yang lalu, doktrin itu sudah ditutup," ujarnya, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari kanal YouTube Rocky Gerung Official.
Baca Juga: Tingkat Kepuasaan Publik Atas Kinerja Jokowi Meningkat, Yan Harahap: Meningkat? Bukannya Utangnya?
Teori ini berhenti, kata Rocky Gerung, ketika publik mulai mengetahui bahwa rezim-rezim otoriter memang memiliki pertumbuhan yang tinggi, tetapi merugikan rakyat.
Rocky Gerung lantas meyakini bahwa tindakan korupsi saat ini menjadi salah satu upaya untuk memelihara otoriterianisme.
"Jadi Mahfud ini suka kehilangan kemampuan berpikir, jadi dia seolah-olah mau bilang bahwa 'ya yang penting secara otoritarian di ujungnya ada pertumbuhan'. Loh yang orang maksud sekarang bukan lagi sekedar, dunia nggak menghitung pertumbuhan lagi, tapi kebersihan proses perekonomian," tutur pengamat politik tersebut.
Menurutnya, dengan pernyataan seperti yang dilontarkan oleh Mahfud MD, Menko Polhukam seolah menunjukkan bahwa etikanya tertinggal di 40 tahun yang lalu, dan bahwa ia seakan ingin kembali pada zaman Soeharto.
Saat itu, kata Rocky melanjutkan, developmentalism memang membutuhkan korupsi sebagai pelumas.