75 Pegawai KPK Dinonaktifkan Akibat Tak Lolos TWK, Okky Madasari: Negeri di Mana Penjahat Lebih Dapat Tempat

- 12 Mei 2021, 15:12 WIB
Sastrawan sekaligus novelis, Okky Madasari.
Sastrawan sekaligus novelis, Okky Madasari. /Instagram @okkymadasari

PR DEPOK - Sastrawan sekaligus novelis, Okky Madasari turut menyoroti keputusan penonaktifan 75 pegawai oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) akibat tak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK).

Okky merasa tak habis pikir, pihak yang sudah rela berkorban memberantas korupsi hingga kehilangan matanya malah masih diragukan komitmen kebangsaannya.
 
Mirisnya, pihak yang diragukan tersebut terusir pula dari tempat yang ia bela, yakni KPK.
 
 
Diduga kuat pihak yang dimaksud Okky adalah penyidik senior KPK, Novel Baswedan yang juga dinyatakan tak lolos tes wawasan kebangsaan dan sempat mengalami kasus penyiraman air keras di bagian matanya oleh orang tak dikenal. 
 

"Orang sudah sampai kehilangan mata masih diragukan komitmennya pada bangsa, terusir dari institusi yang dibelanya," kata Okky Madasari seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @okkymadasari pada Rabu, 12 Mei 2021.

Dari terusirnya para pegawai yang berintegritas di KPK, Okky lantas menyatakan bahwa inilah negara yang malah memberikan tempat bagi penjahat.
 
 
"Inilah negeri di mana penjahat dan penjilat pantat lebih mendapat tampat," ucap penulis novel "Pasung Jiwa" tersebut. 
 
Selain itu, Okky juga menuliskan kutipan terkait nasib KPK saat ini. Menurutnya, KPK merupakan lembaga yang tak pernah benar-benar diinginkan oleh negara. 
 
Dia menyerupakan lembaga KPK sebagai bayi reformasi. 
 
 
"Komisi Pemberantasan Korupsi memang tak pernah benar-benar diinginkan di negeri ini. Ia bayi reformasi yang terlahir di tengah orang-orang dewasa--para pemegang kuasa-- yang tak menghendakinya ada," ujar Okky dalam kutipannya. 
 
Seperti diketahui bersama, lembaga KPK belakangan ini menyita perhatian publik akibat adanya tes wawasan kebangsaan (TWK). 
 
Tes tersebut terus menuai polemik di tengah masyarakat, mulai dari persoalan pertanyaan yang tidak relevan bahkan cenderung sensitif hingga keputusan penonaktifan pegawai yang tak lolos. 
 
 
Terlebih setelah diketahui bahwa beberapa di antara 75 pegawai yang dinonaktifkan tersebut merupakan pegawai yang berintegritas, mereka ternyata telah dan sedang menangani kasus korupsi besar. 
 
Semakin banyaklah kritikan bermunculan dari berbagai kalangan akibat hal tersebut.
 
Novel Baswedan pun selaku pihak yang dinonaktifkan menyatakan bahwa tes tersebut bukan lah proses seleksi. 
 
 
Dia menilai tes tersebut merupakan salah satu upaya untuk menyingkirkan orang-orang yang berintegritas di KPK. 
 

"Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), bukan tes kompetensi atau tes utk seleksi. Dlm UU 19/2019 dan Putusan MK jelaskan peg KPK mjd ASN hanya bersifat peralihan yg tdk boleh merugikan pegawai KPK. Tp digunakan utk singkirkan 75 peg, bbrp sdg tangani kasus besar.," kata Novel Baswedan melalui akun Twitter pribadinya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x