Network
PR DEPOK - Mantan Imam Besar FPI, Habib Rizieq, semakin yakin bahwa semua proses hukum yang dijalani dalam sejumlah kasus yang menjeratnya adalah kasus politik yang memanfaatkan hukum.
"Saya semakin percaya dan yakin bahwa ini adalah kasus politik yang dikemas sehingga hukum hanya menjadi alat legalisasi dan justifikasi untuk memenuhi dendam politik oligarki terhadap saya dan kawan-kawan," ujar Habib Rizieq dalam sidang pembacaan pledoi, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari siaran langsung kanal YouTube Pikiran-Rakyat.com.
Habib Rizieq lantas menceritakan semua latar belakang yang menurutnya menjadi dasar dirinya dikriminalisasi.
Baca Juga: Ramalan 6 Zodiak Sabtu, 22 Mei 2021 : Sagitarius Luangkan Waktu Bersama Orang yang Anda Cintai
Ia lantas menilai bahwa semua kasus yang dijeratkan padanya bermula dari aksi bela Islam 411 dan 212, yang digelar pada 4 November dan 2 Desember 2016 lalu untuk menuntut mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang kala itu terjerat kasus penistaan Alquran.
Kala itu, kata Habib Rizieq menerangkan, para oligarki sangat yakin dan berani memastikan bahwa Ahok akan menang di Pilkada DKI Jakarta pada 2017.
"Karena bukan saja Ahok dan para oligarki sukses menggalang hubungan rezim penguasa, tapi juga berhasil menggalang hubungan dari sejumlah ormas besar dan hampir semua partai politik," tuturnya.
Baca Juga: Amien Rais Akui Khawatir Jokowi Lengser di Tengah Jalan: Jangan Sampai Berakhir Kurang Elegan
"Serta digaungkan habis-habisan oleh berbagai media cetak dan elektronik mainstream, juga dibesarkan oleh berbagai lembaga survei, dan dipuja-puji oleh para tokoh nasional dan pengamat," kata eks Imam Besar FPI itu melanjutkan.
Namun, Habib Rizieq mengaku tidak mau jika Ahok benar-benar terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta.
