PR DEPOK - Munir Said Thalib, atau dikenal publik dengan Munir, 17 belas tahun lalu, pada 7 September 2004 diracun dan terbunuh di dalam pesawat saat dirinya dalam perjalanan menuju Belanda.
Sudah 17 tahun lamanya pelaku pembunuhan Munir belum juga terungkap. Para aktivis menganggap kasus Munir ini jadi salah satu kasus HAM (Hak Asasi Manusia) berat.
Kasus ini turut ditanggapi oleh politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik. Ia membagikan kutipan Munir yang sering disebut dalam banyak percakapan.
Baca Juga: Wali Kota Depok Lantik 359 ASN yang Dimutasi, Mohammad Idris: Segera Lakukan Adaptasi
"Munir, hari ini, 17 tahun lalu, dibunuh di langit Romania. Ini kutipan yang sering ia sebut dalam banyak percakapan. "To glorify democracy and to silence the people is a farce; to discourse on humanism and to negate people is a lie".(Paulo Freire, Pedagogy of the Oppressed)," ujar Rachland Nashidik.
Rachland mengatakan bahwa laporan TPF Munir yang dikabarkan hilang ialah omong kosong. Menurutnya laporan itu pasti ada di Istana, dan di laci para penegak hukum.
Ia mengungkapkan bahwa pada hari laporan itu disampaikan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membagikannya.
Menurutnya, laporan TPF dikatakan hilang mungkin saja sebagai bentuk upaya penguasa mengelak desakan untuk mengusut sekutunya.