Sebut Megawati yang Ketum Parpol Jadi Ketua Pengarah BRIN 'Alat Politik', Azyumardi: Belajar dari Kasus BPIP

- 14 Oktober 2021, 11:24 WIB
Cendekiawan Muslim, Azyumardi Azra.
Cendekiawan Muslim, Azyumardi Azra. /ANTARA/Fransiska Ninditya.

PR DEPOK - Pelantikan Megawati Soekarno Putri menjadi Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menimbulkan kontroversi di masyarakat.

Guru Besar UIN Jakarta, Azyumardi Azra tampak tak sepakat jika Megawati menempati posisi sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN, lantaran menurutnya seharusnya ditempati oleh ilmuwan atau peneliti terkemuka berkaliber internasional.

"Seharusnya Ketua dan anggota Dewan Pengarah BRIN adalah ilmuwan/peneliti terkemuka berkaliber internasional jika serius BRIN mau melakukan riset/inovasi unggul," ujar Azyumardi Azra.

Baca Juga: WHO Tunjuk Panel Baru sebagai Kesempatan Terakhir Mengungkap Asal-usul Covid-19

Menurutnya, ketum parpol jadi Ketua Pengarah BRIN ialah tidak pada tempatnya, karena tidak memiliki kepakaran dan inovasi.

"Tidak pada tempatnya Ketua Dewan Pengarah BRIN ketum parpol yg tidak punya kepakaran soal riset dan inovasi--boleh jadi BRIN menjadi alat politik," ujar Azyumardi melanjutkan. 

Ia menegaskan seharusnya Presiden Jokowi belajar dari kasus BPIP yang Ketua Dewan Pengarahnya juga ketum parpol.

Cuitan Azyumardi Azra.
Cuitan Azyumardi Azra. Twitter @Prof_Azyumardi.

"Harusnya Pres JKW belajar dari kasus BPIP yg ketua dewan pengarahnya juga ketum parpol. Akibatnya BPIP menjadi partisan dan kehilangan trust publik. BRIN juga bakal bernasib sama seperti BPIP," kata Azyumardi Azra.

Baca Juga: Blak-Blakan, Lesti Kejora Ungkap Usia Kehamilan hingga Berencana Gelar Syukuran

Halaman:

Editor: Erta Darwati

Sumber: Twitter @Prof_Azyumardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x