Seorang diplomat yang mendukung intervensi dari para pemimpin Muslim sangat mengapresiasi jika Menlu Marsudi bertolak ke Afghanistan untuk bertemu Taliban.
“Idenya adalah bahwa tokoh-tokoh seperti Marsudi akan pergi dan menunjukkan: 'Anda mengatakan perempuan tidak mampu dan harus tinggal di rumah dan inilah saya menteri luar negeri Indonesia.' Itu tidak akan menjadi kuliah tetapi menjadi kekuatan contoh,” ujarnya.
Untuk diketahui, Taliban telah melarang gadis-gadis pergi ke sekolah menengah sejak mereka mengambil alih kekuasaan pada pertengahan Agustus, menghasilkan berbagai alasan untuk melakukannya, dan kadang-kadang menyarankan larangan itu bersifat sementara.
Taliban telah mengajukan berbagai alasan untuk tidak mengizinkan anak perempuan kembali ke sekolah menengah, tetapi pada akhirnya merek keyakinan konservatif mereka melarang perempuan bekerja atau bersekolah.
Jaksa kepala pengadilan pidana internasional yang baru diangkat, Karim Khan berbicara di Forum Keamanan Global di Doha, juga mendesak Taliban untuk menyadari bahwa mereka mengejar bentuk Islam yang terlalu keras.
“Nabi suci Islam mengatakan dengan sangat jelas bahwa seseorang yang mendidik putrinya akan masuk surga (Jannah). Dia menyuruh muslim belajar dari Aisyah. Ini adalah agama Islam yang sepenuhnya menentang orang-orang yang mengatakan bahwa wanita tidak boleh dididik, yang menargetkan atau menganiaya wanita tanpa alasan selain jenis kelamin mereka. Al-Qur'an mengatakan pria adalah pakaian untuk wanita dan wanita adalah pakaian untuk pria,” ujarnya.***