PR DEPOK - Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir tampak tak setuju dengan pernyataan Menteri Agama (Menag) RI, Yaqut Cholil Qoumas yang menyatakan bahwa Kemenag RI hadiah untuk NU bukan umat Islam secara umum.
Menurut Haedar, jika elite negeri menyatakan kementerian negara lahir untuk golongan tertentu, dan layak dikuasai kelompoknya, maka itu merupakan suatu narasi radikal.
"Semisal elite negeri yang menyatakan suatu Kementerian Negara lahir diperuntukkan golongan tertentu dan karenanya layak dikuasai oleh kelompoknya. Suatu narasi radikal yang menunjukkan rendahnya penghayatan keindonesiaan," ujar Haedar, dalam laman resmi Muhammadiyah di Jakarta, Minggu, 24 Oktober 2021.
Haedar menegaskan bahwa ini suatu ironi bernegara yang berlawanan dengan pancasila, Bhineka Tunggal Ika.
Menurutnya hal ini menjadi ironi bagi negara karena secara bukti ternyata hingga kini Indonesia belum menjadi milik semua.
"Inilah ironi keindonesiaan. Suatu ironi bernegara yang sejatinya berlawanan arus dengan gempita Aku Pancasila, Aku Indonesia, Aku Bhinneka Tunggal Ika, dan NKRI harga mati. Ironi sebagai bukti, Indonesia ternyata belum menjadi milik semua," kata Haedar Nashir, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.
Ia menegaskan bahwa negara didirikan untuk semua, bukan untuk satu golongan, baik itu golongan bangsawan maupun golongan kaya, tetapi untuk semua.
"Kita hendak mendirikan suatu negara buat semua. Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan, baik golongan bangsawan maupun golongan yang kaya, tetapi semua buat semua," kata Haedar yang mengutip pidato Presiden pertama Republik Indonesia.