“Testing untuk mencari kasus positif dari orang yang bergejala bisa jadi menurun seiring menurunnya kasus. Tapi testing untuk mencari kontak erat dan testing acak untuk mencari kasus konfirmasi tidak boleh kendur karena angka konfirmasi harian kita masih ada, bukan 0,” ujar Mufida dalam keterangannya, pada Sabtu, 16 Oktober 2021 seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari situs resmi PKS.
Tidak hanya itu, ia turut mengingatkan adanya potensi gelombang ketiga yang diprediksi bisa terjadi pada akhir tahun seiring pelonggaran pembatasan pada Agustus.
Maka dari itu, ia berharap agar potensi tersebut dapat dicegah oleh pemerintah.
Misalnya, salah satu kunci untuk mengetahui potensi terjadinya kenaikan angka kasus positif adalah gerakan 3T.
Indonesia menurutnya tentu tidak ingin gelombang ketiga Covid-19 akan terjadi, sehingga tetap mempertahankan protokol 5M dan 3T sangat penting.
Baca Juga: Cara Atasi Gagal Unggah Foto KTP Kartu Prakerja saat Proses Update Data Diri
Lalu, Indonesia juga harus belajar dari hantaman gelombang kedua Covid-19 yang terjadi pada Juni-Juli lalu.
Jadi, pemerintah perlu menyiapkan skenario matang untuk mengantisipasi gelombang ketiga Covid-19.
“Para ahli melakukan prediksi, terjadi atau tidak yang jelas wajib dilakukan adalah melakukan kesiapan. Dipastikan ada stok obat, stok bed perawatan, stok oksigen dan ketersediaan tempat karantina terpusat,” ujar Mufida.