Maria Walanda Maramis, Kartini dari Minahasa yang Dirikan Sekolah untuk Kaum Wanita

- 21 April 2020, 10:35 WIB
POTRET Maria Walanda Maramis pendiri PIKAT*
POTRET Maria Walanda Maramis pendiri PIKAT* /Unri/

Apa yang terjadi di Minahasa merupakan dorongan awal dalam diri Maria Walanda untuk memperjuangkan nasib kaum perempuan. Ia mengawalinya dengan mempelajari bahasa Belanda.

Baca Juga: Tanpa Protokol Kesehatan, Ribuan Warga Washington Unjuk Rasa Terkait Kebijakan #DiRumahAja 

Kehidupan Maria Walanda Setelah Menikah, Bertemu Guru dari Bangsa Belanda

Maria menikahi pria bernama Jozep Frederik Calusung Walanda, seorang guru yang baru saja menyelesaikan pendidikannya di Sekolah Pendidikan Guru di daerah Ambon.

Saat itu Maria Walanda ikut tinggal bersama suaminya di sebuah desa kecil yang bernama Maumbi.

Maria adalah istri yang cerdas, ia bisa mengerjakan semua urusan rumah tangga mulai dari mencuci, memasak, melayani tamu, bahkan bahasa Belandanya mulai lancar.

Di desa Maumbi, Maria bertemu keluarga bangsa Belanda yaitu keluarga Ten Hove yang merupakan pendeta penyebar agama Protestan.

Baca Juga: Bantu Tangani Pandemi Corona, ITB Kembangkan Kabin Sterilisasi untuk Masker N95 

Ibu Ten Hove sering bertanya tentang adat istiadat dan kebudayaan Minahasa, sebaliknya, Maria sering belajar tentang sopan santun, hak, dan kewajiban seorang perempuan padanya.

Ibu Ten Hove mengajari Maria tentang ilmu kesehatan, ilmu mendidik anak, cara memelihara rumah, ilmu disiplin dan ketertiban, ilmu keterampilan perempuan, dan ilmu lainnya.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x