Harjoto (waktu itu Sekjen Kementerian Penerangan) bermaksud untuk menyalakan mikrofon itu kepada Soekarno agar nantinya disimpan dalam Monas (Monumen Nasional).
Tetapi, sejak saat itu saudara Harjoto tidak tau lagi dimanakah mikrofon itu berada. Bahkan belum diketahui keberadaannya hingga saat ini.
Harus diakui, bahwa disamping kertas dengan teks Proklamasi dan Bendera Pusaka, mikrofon inilah benda bersejarah yang pantas kita simpan sepanjang masa.***