PR DEPOK – Setiap tahun, harga LPG semakin meningkat, tetapi pemerintah dibebankan pada kondisi subsidi harga LPG bagi masyarakat kurang mampu, sehingga besaran anggaran subsidi pun semakin meningkat.
“Impor LPG kita kurang lebih 77 persen. Antisipasinya adalah bagaimana penggunaan energi dari gas LPG beralih ke energi listrik untuk meningkatkan ketahanan energi dan mengurangi energi berbasis import", kata Ferry mewakili Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan.
Pemerintah telah berkoordinasi dengan pihak PT. PLN (Persero), dan melakukan pilot project konversi kompor LPG ke kompor induksi di Solo dan Bali kepada 1000 keluarga penerima manfaat, dengan daya listrik 450 VA dan 900 VA.
Baca Juga: Rute ke ICE BSD Naik KRL Commuter Line untuk Nonton Konser SEVENTEEN Be The Sun In Jakarta
Hasil dari masyarakat ternyata menyambut positif rencana konversi pemerintah, di mana sebgaian besar masyarakat mendukung dan menyebutkan bahwa kompor listrik ini lebih mudah, murah, nyaman, dan keren.
Mungkin, banyak dari masyarakat yang khawatir dengan daya listrik dari kompor listrik tersebut, akan tetapi pihak pemerintah mengatakan agar masyarakat tidak perlu khawatir.
Hal ini karena ada kekhususan untuk penerima manfaat yang diberikan jalur khusus memasak di dapur sekitar 2800 watt, yang hanya dapat digunakan untuk kompor induksi tersebut.
Pemerintah juga menyebutkan bahwa survei dari 13 negara mengenai penggunaan kompor induksi, hasil dari responden mengatakan menjadi lebih hemat, lebih cepat, lebih bersih, dan lebih nyaman.