Sebanyak 94 pengungsi, termasuk wanita hamil, diselamatkan. Amnesty International menggambarkan tindakan penyelamat sebagai "momen optimisme dan solidaritas".
Selama beberapa bulan terakhir, pemerintah di seluruh Asia Tenggara berulang kali menolak perahu yang membawa pengungsi Rohingya dengan alasan kekhawatiran penularan virus corona.
Sementara itu, Jumat 26 Juni 2020, perdana menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengatakan, Malaysia tidak bisa lagi menerima pengungsi Rohingya dari Myanmar.
Malaysia memperingatkan bahwa negara itu sudah kewalahan oleh pandemi virus corona yang saat ini kasus positifnya sudah lebih dari 8.000.
Di Aceh, Guechik mengatakan, warga membantu pengungsi Rohingnya dengan menyediakan makanan dan pakaian. Mereka sekarang ditempatkan di gedung yang sebelumnya merupakan fasilitas imigrasi.
“Ada kemungkinan besar bahwa mereka bisa mati di laut jika penduduk desa tidak mengambil tindakan. Menunggu pemerintah terlalu lama." ujarnya.***