Narasi Kuntilanak dalam Pembangunan Kota Pontianak, Perbedaan Modernitas Barat dan Melayu di Indonesia

- 18 Maret 2023, 15:21 WIB
Peneliti Kuntilanak di Pontianak dan pengajar dari Universitas Bonn, Jerman, Timo Duile.
Peneliti Kuntilanak di Pontianak dan pengajar dari Universitas Bonn, Jerman, Timo Duile. /Dok Pribadi Timo Duile

PR DEPOK - Belum lama ini viral penelitian tentang kuntilanak di Pontianak, Kalimantan Barat. Penelitian tersebut dirintis oleh Timo Duile, salah satu peneliti dari Departemen Kajian Asia Tenggara pada Universitas Bonn, Jerman.

Penelitian tentang kuntilanak di Pontianak tersebut dibesut oleh Timo Duile dalam rangka mengembangkan sebuah imajinasi atau narasi tentang pluralisme ekologi di Asia Tenggara.

Duile melihat adanya relasi konseptual antara kuntilanak dengan gagasan penunggu dalam masyarakat Dayak animis di Kalimantan Barat.

Baca Juga: KUR Mandiri 2023 Dibuka sampai Kapan? Cek Syarat, Jenis Pinjaman, dan Dapatkan Kredit Rp100 Juta

Keterkaitan tersebut terpampang secara jelas dalam narasi pembangunan kota Pontianak oleh Sultan Alkadrie.

Menurut legenda setempat, tanah yang diapit oleh dua sungai yaitu Kapuas dan Landak sebelum pembangunan merupakan tanah menakutkan karena pohon-pohon tinggi dihuni oleh hantu kuntilanak. Alhasil, kuntilanak itu diusir oleh Sultan Alkadrie dengan meriam.

Menurut Timo, legenda tersebut menandakan adanya pergeseran paradigma dari penunggu menjadi hantu.

Baca Juga: Kapan Kartu Prakerja Gelombang 50 Dibuka? Jangan Sampai Pelatihan Gagal Gegara Hal Ini!

Pada awalnya, dalam konsep masyarakat Dayak animis, penunggu memiliki sifat antropomorfis dan bagian dari masyarakat sehingga ada interaksi sosial diantaranya.

Halaman:

Editor: Nur Annisa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x