PR DEPOK – Setiap tanggal 1 April Indonesia memperingati Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas). Peringatan ini baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 9 Tahun 2019 tentang Hari Penyiaran Nasional.
Tahun ini, Harsiarnas menginjak tahun ke 90, adapun tema yang ditetapkan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yakni ‘Siaran Sehat Pemilu Bermartabat’.
Melansir dari laman Komisi Penyiaran Indonesia, dipilihnya tanggal 1 April bertepatan dengan berdirinya Lembaga Penyiaran Radio pada 1 April 1933.
Lembaga tersebut merupakan lembaga penyiaran milik bangsa Indonesia pertama di Solo, yaitu Solosche Radio Vereeniging (SRV) yang diprakarsai oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunegoro VII.
Baca Juga: PKH 2023 Tahap 2 Mulai Cair, Ambil Bantuan Uang Tunai hingga Rp750.000 usai Cek Nama di Sini
Fakta dan Sejarah Penyiaran Indonesia
Sejarah penyiaran di Indonesia, yang saat itu masih disebut Nusantara, dimulai pada tahun 1927. Sejak KGPAA Sri Mangkoenegoro VII menerima hadiah dari seorang Belanda berupa pesawat radio penerima.