Fase Bulan Baru atau fase konjungsi akan terjadi pada 17 September 2020 pukul 17.59.56 WIB dengan jarak geosentris 360.212 km dan diameter sudut 33,2 menit busur.
Bulan terletak di konstelasi Leo dekat manzilah Zosma (az-Zubrah) dengan ketinggian di Indonesia pada petang hari bervariasi antara -1.63 derajat (Merauke) hingga 1.04 derajat (Sabang).
Sementara sudut elongasi Bulan-Matahari bervariasi antara 3.68 derajat (Sabang) hingga 4.16 derajat (Merauke), sehingga membuat Bulan tak bisa dilihat meski dengan alat optik sekalipun.
Baca Juga: Meski Terdampak Pandemi, Selama 4 Bulan Terakhir Perguruan Tinggi Alami Lompatan dalam Berinovasi
18 September 2020 – Ketampakan pertama Bulan Sabit Muda
Bulan Sabit Muda untuk pertama kali dapat disaksikan dengan mata telanjang pada 18 September 2020 mulai Matahari terbenam (17.45 WIB) hingga 18.45 WIB ketika Bulan terbenam.
Bulan Sabit Muda ini memiliki jarak toposentris 357.621 km, iluminasi 1,66 persen dan lebar sudut 0,55 menit busur.
Bulan Sabit Muda akan berumur 23,75 jam kali ini, dengan elongasi 14,8 derajat dan terbenam dari arah barat di konstelasi Virgo dekat manzilah Auva.
18 September 2020 – Perigee Bulan
Selain dapat menyaksikan Bulan Sabit Muda, pada 18 September 2020, Bulan akan berada pada titik terdekat Bumi (perigee) tepatnya pada pukul 20.41.12 WIB.