115 Tenaga Medis Telah Gugur Saat Tangani Covid-19, PB IDI: Indonesia Rawan Kehilangan Aset Bangsa

- 16 September 2020, 16:04 WIB
PETUGAS medis menata sample cairan yang diambil dari sejumlah Pegawai Negeri Sipil Kota Bandung saat tes usap di Dinas Kesehatan Kota Bandung, Jalan Supratman, Selasa (8/9/2020). Tes yang dilakukan bagi  PNS Pemkot Bandung tersebut digelar terkait hasil tes sebelumnya sebanyak 117 pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Bandung dinyatakan positif Virus Corona.
PETUGAS medis menata sample cairan yang diambil dari sejumlah Pegawai Negeri Sipil Kota Bandung saat tes usap di Dinas Kesehatan Kota Bandung, Jalan Supratman, Selasa (8/9/2020). Tes yang dilakukan bagi PNS Pemkot Bandung tersebut digelar terkait hasil tes sebelumnya sebanyak 117 pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Bandung dinyatakan positif Virus Corona. /Armin Abdul Jabbar/PR

Lebih lanjut dari jumlah tersebut, diketahui 7 dokter bergelar guru besar atau profesor telah wafat, yakni 3 guru besar dari dokter umum dan 4 guru besar dokter spesialis.

Untuk diketahui bahwa kasus kematian dokter karena virus mematikan tersebut antara lain di Jawa Timur 29 dokter, Sumatera Utara 21 dokter, DKI Jakarta 15 dokter, Jawa Barat 11 dokter, dan Jawa Tengah 8 dokter.

Lebih lanjut dokter spesialis yang paling banyak meninggal saat perang melawan Covid-19 yakni 8 dokter spesialis penyakit dalam, 7 spesialis bedah, dan 5 dokter spesialis kebidanan, dan kandungan.

Berdasarkan data yang tercatat PB IDI, jumlah dokter di Indonesia terendah kedua di Asia Tenggara yakni sebesar 0,4 dokter per 1.000 penduduk, hal tersebut berarti bahwa Indonesia hanya memiliki 4 dokter untuk melayani 10.000 penduduk, untuk rasio dokter spesialis sebesar 0.13 per 1.000 penduduk.

Baca Juga: Viralkan Odading Mang Oleh, Ridwan Kamil Nobatkan Ade Londok Jadi Duta Promosi UMKM Kuliner Jabar

Sementara itu Ketua Tim Mitigasi PB IDI Adib Khumaidi menjelaskan bahwa kematian dokter yang kini menunjukkan angka sebanyak 115 dokter menggambarkan rakyat Indonesia akan kehilangan aset bangsa, begitu juga dengan meninggalnya dokter gigi dan perawat.

"Apalagi dengan meninggalnya dokter spesialis yang saat ini masih dirasakan kurang di Indonesia. Dokter adalah aset bangsa, investasi untuk menghasilkan dokter dan dokter spesialis sangat mahal. Kehilangan dokter tentunya akan dapat berakibat menurunnya kualitas pelayanan bagi Rakyat Indonesia," kata Adib.

Adib pun mengimbau pemerintah untuk lebih tegas dalam membuat langkah-langkah kongkret dalam upaya perlindungan dan keselamatan bagi para dokter dan tenaga kesehatan lainnya.

Lebih lanjut ia sampaikan bahwa upaya kongkret tersebut dapat melalui pembentukan Komite Nasional Perlindungan dan Keselamatan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan yang bertugas mengintegrasikan seluruh stakeholder kesehatan.

Baca Juga: Odading Mang Oleh Viral, Ridwan Kamil Hadiahi Ade Londok HP untuk Promosikan Produk Lokal Lainnya

Halaman:

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x