Network
PR DEPOK - Menurut BNPB, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat dikenal sebagai daerah yang memiliki potensi bahaya tsunami kelas sedang hingga tinggi.
Dikutip Pikiranrakyat-depok.com, berdasarkan analisis InaRISK, lebih dari 6.000 jiwa termasuk dalam populasi terpapar di satu kecamatan.
Sedangkan menurut sudut pandang potensi gempa bumi, populasi terpapar di Lombok Tengah mencapai lebih dari 430.000 jiwa yang tersebar di 12 kecamatan.
Mengantisipasi risiko tsunami, BPBD Lombok Tengah menginstruksikan agar BNPB memasang sistem peringatan dini pada Desember 2020 mendatang.
Baca Juga: Jawa Barat Berpotensi Hujan Lebat, BNPB Ingatkan Masyarakat Sekitar Gunung Salak Waspada Longsor
Sistem peringatan dini ini akan dipasang di kawasan Mandalika. BNPB menggandeng Universitas Mataram untuk menjajaki kerja sama dalam impelentasi sistem tersebut.
Menurut Direktur Peringatan Dini BNPB Afrial Rosya, pemasangan sistem peringatan dini berfungsi untuk membangun kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.
“Pemasangan instrumentasi peringatan dini bencana ini dapat menstimulus pemerintah daerah agar terpacu untuk memenuhi kebutuhan instrumentasi peringatan dini di wilayahnya"
"Dengan menggunakan anggaran sendiri sehingga kerugian jiwa, harta dan benda dapat dihindari maupun dikurangi,” ujar Afrial.
Implementasi pemasangan sistem di Lombok Tengah mengacu pada SNI 8840-1:2019 tentang sistem peringatan dini bencana, draft ISO 22328-2, dan RSNI peringatan dini tsunami.
Baca Juga: Bos Yamaha: Valentino Rossi Masih Sangat Kompetitif
RSNI peringatan dini tsunami kini masih dalam agenda pembahasan yang meliputi lima komponen antara lain pengetahuan risiko, diseminasi dan komunikasi risiko, pemantauan dan diseminasi peringatan dini, kemampuan respon, serta komitmen keberkelanjutan sistem peringatan dini.
BNPB berharap sistem peringatan dini tsunami yang akan dipasang di Mandalika dapat mendukung kesiapsiagaan masyarakat setempat.***
