Kisah di Balik Lagu Genjer-genjer yang Identik dengan PKI, Muncul sebagai Satire bagi Penjajah Jepang

- 30 September 2020, 22:38 WIB
Salah satu diorama yang menggambarkan kekejaman G30S PKI.
Salah satu diorama yang menggambarkan kekejaman G30S PKI. /Istimewa

PR DEPOK - Sayuran Genjer kerap diidentikan dengan isu Partai Komunis Indonesia (PKI) di masa lalu.

Memasuki masa orde baru, sayuran genjer sering kali dikonotasikan sebagai lagu yang digaungkan oleh PKI.

Bahkan, lagu Genjer-genjer sempat dicekal oleh berbagai kalangan.

Lagu sayuran genjer merupakan lagu populer berbahasa daerah yang diciptakan oleh seniman asal Banyuwangi, Muhammad Arief pada tahun 1940 silam.

Lagu berjudul “Genjer-genjer” kerap digunakan sebagai backsound dalam pemutaran tayangan film G30S PKI. Lagu tersebut merupakan sindiran atas kependudukan Jepang di Indonesia.

Kala itu, kondisi ekonomi sangat sulit bahkan genjer yang merupakan tanaman gulma yang biasanya menjadi pakan unggas, terpaksa harus dikonsumsi karena masyarakat tak mampu membeli daging.

Setelah Indonesia menyatakan kemerdekaannya, lagu “Genjer-genjer” masih menjadi populer.

Bahkan lagu tersebut pernah dilantunkan oleh penyanyi kenamaan seperti Bing Selamet dan Lilis Suyani.

Baca Juga: Terbebas dari Keterisoliran, Warga Kedung Kandri Gelar Selamatan di Jalan TMMD Brebes

Pada tahun 1942, syair lagu “Genjer-genjer” diciptakan oleh Muhammad Arief, seorang seniman angklung yang dikenal dengan instrumen Banyuwangian.

Menurut rekan mendiang Muhammad Arief, lagu genjer didasari oleh lagu dolanan yang berjudul ”Tong Alak Gentak.”

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari RRI, menurut Suripan Sadi Hutomo (1990: 10), Muhammad Arif menciptakan syair tersebut sebagai alat penyindir penguasa, alat perjuangan sekaligus kritik sosial.

Namun, keterkaitan lagu “Genjer-genjer” telah menimbulkan berbagai polemik di ranah politik berikut.

Propaganda yang dilakukan PKI

Pada tahun 1959 hingga 1966, PKI menggiatkan kampanye akbar sebagai upaya meningkatkan popularitas lagu tersebut dengan memberikan gambaran penderitaan warga desa.

Sehingga publik menganggap lagu Genjer-genjer sebagai lagu milik PKI.

Baca Juga: Antisipasi Bencana Tahunan, Wagub DKI Jakarta Gelar Gerebek Lumpur di Daerah Berpotensi Banjir Besar

Pemerintah orde baru mengutuk keras lagu Genjer-genjer

Di tahun 1965, rezim orde baru yang anti komunisme melarang penyebarluasan lagu yang semakin digaungkan PKI.

Menurut Tentara Nasional Indonesia (TNI), para anggota pemuda rakyat dan anggota Gerwani menyanyikan lagu tersebut saat insiden penangkapan jenderal yang kemudian disekap dan disiksa.

Peristiwa pilu digambarkan oleh Arifin C Noer melalui film Pengkhianatan G30S PKI.

Namun, Muhammad Arief sebagai pencipta lagu justru meninggal dunia dengan cara dibunuh, diduga didalangi oleh PKI.

Setelah berakhirnya rezim orde baru

Di tahun 1998, larangan penyebaran lagu Genjer-genjer secara formal mulai berakhir.

Namun beberapa waktu lalu lagu “Genjer-genjer” mulai beredar di media sosial.

Halaman:

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x