Pakar UGM Sebut Tidak Perlu Penyemprotan Cairan Disinfektan di Jalan

- 3 April 2020, 07:00 WIB
MOBIL Pemadam kebakaran serang menyemprotkan cairan disinfektan ke ruas jalan di Kota Depok.*
MOBIL Pemadam kebakaran serang menyemprotkan cairan disinfektan ke ruas jalan di Kota Depok.* /Pemkot Depok/

PIKIRAN RAKYAT - Entah siapa yang memulai, cairan disinfektan tiba-tiba ramai digunakan masyarakat Indonesia untuk membasmi virus corona atau Covid-19 yang tengah mewabah di seluruh penjuru dunia.

Pemerintah bahkan memfasilitasi penyemprotan cairan disinfektan bagi sejumlah lokasi yang ramai dilalui masyarakat, jalan raya salah satu contohnya.

Sejumlah bilik disinfektan untuk manusia bermunculan, di tempat umum seperti stasiun kereta api, di kantor pemerintahan, dan bahkan di gerbang komplek perumahan.

Baca Juga: Bantu Para Penjahit, Kemenparekraf Luncurkan Gerakan Masker Kain 

Pertanyaan yang muncul kemudian, apakah penyemprotan cairan disinfektan untuk jalan raya dan untuk manusia sendiri perlu atau tidak.

Baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa cairan disinfektan tidak perlu disemprotkan pada tubuh manusia.

Sebab cairan itu justru akan menimbulkan resiko lain jika kontak langsung dengan kulit.

Salah satu cara yang benar-benar dianggap sebagai tameng virus corona adalah mencuci tangan selama minimal dua puluh detik menggunakan sabun.

Pikiranrakyat-depok.com mengutip sebuah artikel yang diterbitkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM).

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x