Pemerintah Sepelekan Peran Perawat, Tunggu Bencana Baru Diakui

- 19 Mei 2020, 17:26 WIB
PETUGAS medis mengangkat peti jenazah Pasien Dalam Pengawasan Covid-19 dari kendaraan untuk dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Poboya, Palu, Sulawesi Tengah, Senin 11 Mei 2020.*
PETUGAS medis mengangkat peti jenazah Pasien Dalam Pengawasan Covid-19 dari kendaraan untuk dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Poboya, Palu, Sulawesi Tengah, Senin 11 Mei 2020.* /BASRI MARZUKI/ANTARA/

PIKIRAN RAKYAT - Guru besar Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Profesor Achir Yani S. Hamid mengatakan, 60 persen tenaga kesehatan di Indonesia merupakan perawat.

Namun, Achir menilai, selama ini peran perawat kurang diperhatikan pemerintah.

Padahal, tenaga mereka selalu siap dikorbankan untuk ikut serta dalam penanggulangan penyakit baik yang sifatnya wabah atau bukan.

Dia sangat menyayangkan sikap pemerintah yang baru melibatkan perawat saat pandemi.

Baca Juga: Cek Fakta: Vaksin Virus Corona Disebut Sudah Ada Sejak 2001, Simak Faktanya

Pandangan Achir disampaikan dalam forum diskusi online bertajuk Profesi Perawat di Tengah Pandemik COVID-19 dalam rangka merayakan International Nursing Day 2020 setiap 12 Mei, Selasa 19 Mei 2020.

Hadir dalam diskusi online tersebut Dekan FIK UI Agus Setiawan, Wakil Dekan FIK UI Enie Novieastari, 7 Guru Besar Keperawatan, dan 2 dosen senior FIK UI.

"Namun, mengapa harus menunggu bencana terlebih dahulu agar peran perawat dianggap ada?" kata Achir.

"Perawat akan selalu hadir baik sebelum, selama, maupun sesudah pandemi COVID-19,” ucapnya.

Halaman:

Editor: Yusuf Wijanarko


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x