Soal Polemik Penghapusan Mata Pelajaran Sejarah, IKA UPI: Sama Saja Menghilangkan Jati Diri Bangsa

- 21 September 2020, 22:29 WIB
Ilustrasi buku sejarah.
Ilustrasi buku sejarah. /Pixabay

PR DEPOK - Salah satu isu yang datang dari dunia pendidikan tanah air kembali menjadi perbincangan hangat masyarakat. Beberapa waktu lalu muncul rumor yang menyebut rencana penghapusan mata pelajaran sejarah dari kurikulum.

Rumor tersebut juga tak luput dari sejumlah pakar pendidikan termasuk mereka yang berkecimpung di bidang sejarah.

Kali ini Ketua Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia Komisariat Departemen Pendidikan Sejarah (IKA Pendidikan Sejarah UPI) Dadan Wildan angkat bicara memaparkan pendapatnya terkait rumor yang kontroversial itu.

Dadan menyebut pihaknya tengah mendesak Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim untuk tetap mempertahankan mata pelajaran sejarah pada kurikulum semua jenjang pendidikan.

Baca Juga: Berdalih Kelaparan dan Bayar Indekos, Alasan Dua Sejoli Nekat Mutilasi Korban di Kalibata City

Ia menilai, sejarah merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan pada seluruh jenjang terutama siswa yang duduk di tingkat menengah akhir baik Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah (MA) maupun Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK).

"Reduksi mata pelajaran sejarah dengan hanya menjadi bagian dari IPS pada kelas X dan mata pelajaran pilihan kelas XI dan XII SMA serta penghapusan mata pelajaran sejarah pada jenjang SMK merupakan kekeliruan cara pandang terhadap tujuan pendidikan," tutur Dadan pada Senin 21 September 2020 dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari RRI.

Dadan menegasakan, sejarah adalah muatan mata pelajaran yang sangat penting yang menjadi bekal para siswa untuk mengenal bangsanya secara mendalam.

Menurutnya mata pelajaran sejarah amat berperan bagi para siswa dalam mengetahui berbagai peristiwa penting yang terjadi pada Indonesia.

Baca Juga: PBNU Minta Pemerintah Undur Pilkada, Rekomendasikan Anggaran Direlokasi untuk Jaring Pengaman Sosial

Dadan menjelaskan sejarah akan berkesinambungan dan berkaitan erat dengan pengembangan jati diri bangsa, pengembangan collective memory, menerapakan keteladan serta karakter dari para tokoh Indonesia, menjadikan sumber inspirasi, mengasah kreativitas, menimbulkan rasa kepedulian sosial bangsa, dan membangun rasa nasionalisme.

Ia menilai, menghapus mata pelajaran sejarah dari kurikulum sama saja dengan menghilangkan jati diri sebagai bangsa Indonesia.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x