Perangkat ini berbentuk menyerupai pistil kecil berwana putih yang dapat digunakan dengan cara menunjukkannya pada dahi orang yang disasar.
Chell mencatat bahwa sensor yang dikerahkan oleh drone Draganflyer dapat menawarkan cara-cara tambahan untuk mencari tanda-tanda infeksi potensial virus corona.
Salah satunya adalah suhu yang dapat diukur pada jarak yang lebih jauh daripada "senjata termometer" inframerah yang sudah digunakan.
Sensor inframerah udara ini dapat digunakan untuk membaca suhu wajah seseorang pada jarak 100 yard atau lebih jauh.
Chell mengatakan bahwa ia memanfaatkan beberapa teknologi pintar seperti radar Doppler dan AI.
Drone Draganflyer dapat melakukan segalanya, mulai dari memantau tingkat stres, mata berair, hingga tekanan darah. Bahkan ada sensor tertentu untuk mengukur detak jantung.
Baca Juga: Laporkan 763 Kasus Baru Virus Corona, Begini Nasib Buruh WNI di Daegu
Drone pendeteksi virus corona produksi Draganflyer ini akan berpotensi digunakan untuk "penggunaan pemerintah."
Chell mengatakan bahwa kesepakatan itu saat ini masih ada dalam tahapan diskusi, meskipun ada tingkat minat yang kuat diungkapkan oleh negara tersebut.***