Wiendra mengatakan rumah sakit harus menerapkan strategi Temukan-Pisahkan-Obati (Tempo) untuk tatalaksana TBC dan dapat menjadi pembelajaran untuk COVID-19.
Baca Juga: Rapid Test Virus Corona Akan Dilakukan untuk Anggota DPR, Ibas: Kami Menolaknya
Dalam pengendalian TBC, dirinya memaparkan ketika pasien batuk datang ke RS, harus dilakukan triase saat penerimaan awal berdasarkan gejala utama TBC.
Jika batuk lebih dari 2 pekan, pasien diberi masker dan edukasi, kemudian menunggu pada ruang terpisah dengan ventilasi yang baik sebelum dilayani.
Disamping pelayanan, riset implementasi juga memiliki peranan penting dalam penanggulangan penyakit.
Baca Juga: Update Virus Corona di Indonesia Selasa, 24 Maret 2020: Kasus Positif COVID-19 Menjadi 686 Orang
Komite Ahli Tuberkulosis Pandu Riono mengatakan modalitas penularan TBC dan COVID-19 ini berdekatan.
Berbagai sumber daya yang telah terdapat di manajemen pelayanan TBC dapat dimanfaatkan untuk penanganan COVID-19.
Sebaliknya, untuk jangka panjang kedepannya investasi pada berbagai sumber daya penanganan COVID-19 saat ini, sangat memungkinkan dapat digunakan untuk mendukung pelayanan TBC.
Baca Juga: Batalkan Ujian Nasional, Nadiem Makarim Berikan Sejumlah Alasannya