PIKIRAN RAKYAT - Populasi penduduk Indonesia yang menggunakan smartphone terus meningkat.
Hal ini turut menggeser pola iklan dan pemasaran atau marketing and advertising yang mulai menggunakan pola-pola digital.
Sayangnya, banyak pihak yang menyalahgunakan potensi iklan digital ini.
Tidak semua iklan yang muncul di halaman website itu aman bagi para pengguna.
Baca Juga: Ikuti Jejak Belva, Andi Taufan Garuda Resmi Mengundurkan Diri dari Stafsus Presiden
Saat ini, sudah banyak brand di dunia termasuk Indonesia, yang menggunakan pola pemasaran produknya dengan berbasis digital.
Perlu diakui, pola seperti ini memang menguntungkan brand lantaran dapat menjangkau konsumen dengan luas dan cepat.
Meski demikian, pemilik brand juga harus waspada dengan maraknya penipuan iklan yang berakibat pada hilangnya pendapatan brand tersebut.
Menurut penelitian Google, penipuan online menjadi tren selama pandemi ini.