PR DEPOK - Microsoft yang merupakan perusahaan raksasa di bidang teknologi akan berhenti menawarkan alat otomatis yang memprediksi jenis kelamin, usia, dan keadaan emosional seseorang, serta akan membatasi penggunaan alat pengenal wajahnya.
Dilansir dari The New York Times, Natasha Crampton, kepala petugas Artificial Intelligence (AI) yang bertanggung jawab di Microsoft mengatakan “Kami mengambil langkah nyata untuk memenuhi prinsip AI kami”.
Selama bertahun-tahun, para aktivis dan akademisi telah meningkatkan kekhawatiran bahwa perangkat lunak analisis wajah yang mengklaim dapat mengidentifikasi usia, jenis kelamin, dan keadaan emosional seseorang dapat menjadi bias, tidak dapat diandalkan, atau invasif serta tidak boleh dijual.
Baca Juga: Selangkah Lagi Menuju Allianz Arena, Bos Bayern Munchen Konfirmasi Kesepakatan dengan Sadio Mane
Mengakui beberapa kritik itu, Microsoft mengatakan bahwa mereka berencana untuk menghapus fitur-fitur itu dari layanan kecerdasan buatannya untuk mendeteksi, menganalisis, dan mengenali wajah.
Fitur-fitur tersebut akan berhenti tersedia untuk pengguna baru minggu ini dan akan dihapus untuk pengguna yang ada dalam tahun ini.
Perubahan tersebut merupakan bagian dari dorongan Microsoft untuk kontrol yang lebih ketat terhadap produk kecerdasan buatannya.
Setelah peninjauan selama dua tahun, sebuah tim di Microsoft telah mengembangkan standar AI dalam bentuk dokumen setebal 27 halaman yang menetapkan persyaratan untuk sistem AI yang memastikan mereka tidak akan memiliki dampak berbahaya bagi masyarakat.