Menurut studi ini, wanita paling banyak mengalami kecemasan dan depresi meski keparahan infeksinya lebih rendah.
"Kami berhipotesis bahwa ini bisa saja karena fungsi sistem imun yang berbeda," kata Profesor Benedetti.
Hasilnya, efek kejiwaan yang tidak begitu serius ditemukan pada pasien rawat inap ketimbang pasien rawat jalan.
Dampak kejiwaan dari COVID-19, kata dia, dapat disebabkan baik dari respons imun terhadap virus itu sendiri maupun dari faktor stres psikologi seperti stigma, isolasi sosial, dan kekhawatiran penularan terhadap orang lain.
Baca Juga: Jokowi Teken PP Baru, Beri Jaminan Penyandang Disabilitas pada Peradilan
Hasil tersebut akan menyoroti kekhawatiran soal potensi komplikasi kesehatan yang melemahkan bagi pasien sembuh COVID-19.
Awal Agustus ini para ilmuwan memperingatkan kemungkinan gelombang kerusakan otak terkait virus corona pada pasien COVID-19.***