Network
PR DEPOK – Salah satu aplikasi video berbagi asal Tiongkok TikTok saat ini tengah menghadapi sejumlah persoalan di Amerika Serikat (AS).
Sebelumnya Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam TikTok akan diblokir apabila aplikasi video berbagi itu enggan melepaskan kepemilikannya dari perusahaan induknya ByteDance.
Adapun ancaman Donald Trump dilakukan kepada TikTok lantaran atas alasan keamanan.
Baca Juga: Kekerasan pada Kelompok Anak dan Perempuan Meningkat di Provinsi Banten, P2TP2A Siapkan 2 Skenario
Beberapa waktu sebelumnya TikTok mulai melakukan proses akuisisi dengan Microsoft namun hingga saat ini belum menghasilkan kesepakatan apapun.
Berdasarkan laporan terbaru yang dikutip oleh pikiranrakyat-depok.com dari Kantor Berita ANTARA Beijing menentang penjualan paksa operasi TikTok di AS oleh pemiliknya ByteDance dan lebih memilih melihat aplikasi video singkat itu ditutup di negeri paman sam itu.
Dalam laporan itu, disebutkan bahwa sebelumnya ByteDance telah dalam pembicaraan untuk menjual bisnis TikTok di AS kepada pembeli potensial termasuk Microsoft dan Oracle sejak Donald Trump mengancam untuk memblokir layanan tersebut apabila tidak dijual.
Baca Juga: Kecurigaan Arief Poyuono: Penerapan PSBB Total di Jakarta Diduga Ingin Gulingkan Presiden Jokowi
Donald Trump sendiri telah memberi ByteDance tenggat waktu hingga 15 September untuk menyelesaikan kesepakatan.
Menurut sumber Reuters yang tidak disebutkan namanya namun pejabat Tiongkok yakin penjualan paksa akan membuat ByteDance dan negeri tirai bambu itu tampak lemah dalam menghadapi Washington.
