PR DEPOK - Melepaskan atau biasa disebut move on dari pasangan yang dicintai dalam suatu hubungan seringkali penuh rintangan.
Itulah mengapa kebanyakan orang putus dengan pasangan tetapi tidak pernah benar-benar mampu dan menemukan cara untuk move on.
Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Pink Villa, berikut ini tiga cara untuk melepaskan atau move on setelah diselingkuhi oleh pasangan.
1. Ekspresikan rasa sakit dan pahami tanggung jawab
Ekspresikan rasa sakit yang dirasakan bisa dilakukan secara langsung seperti curhat ke teman atau menulis di jurnal.
Baca Juga: Foto Mayat Nida Tangmo Tanpa Sensor Viral, sang Ibu Merasa Janggal dan Curiga Anaknya Jadi Korban Pembunuhan
Keluarkan semuanya dari pikiran sekaligus. Ini juga akan membantu Anda dalam menentukan sumber rasa sakit.
Meskipun Anda mungkin tidak memiliki tingkat tanggung jawab yang sama atas rasa sakit yang dialami, mungkin ada sebagian kecil dari rasa sakit yang juga menjadi tanggung jawab.
Selain itu, cobalah untuk mencari tahu bagaimana Anda bisa berkontribusi pada apa yang terjadi.
2. Buat emosi bekerja untuk Anda
Ketika suatu hubungan berakhir, wajar untuk merasakan kemarahan dan frustrasi yang besar, terutama jika bukan Anda yang memutuskan untuk berhenti.
Baca Juga: Cara Daftar BLT Balita 2022 untuk Anak Usia Dini 0 – 6 Tahun Dapatkan Rp3 Juta
Mungkin Anda merasa dibenarkan pada awalnya, seolah-olah kemarahan Anda membantu Anda bergerak maju.
Namun, setelah beberapa saat, Anda menyadari bahwa itu tidak sehat untuk Anda, dan Anda tidak yakin bagaimana melepaskan seseorang yang Anda cintai dan melanjutkan hidup Anda.
Jika Anda mencari saran tentang cara melanjutkan, Anda sudah berada di jalur yang benar. Sambil belajar melepaskan, Anda juga bisa belajar mengendalikan emosi.
3. Maafkan mereka dan dirimu sendiri
Kita mungkin tidak harus memaafkan perilaku buruk orang lain, tetapi hampir semua orang berhak atas pengampunan kita.
Baca Juga: Situasi Terkini Rusia Usai Menyerang Ukraina: Rakyat Tak Percaya Pemerintah, Mereka yang Protes akan Dihukum
Kita bisa begitu terperangkap dalam rasa sakit dan keras kepala sehingga kita bahkan tidak bisa membayangkan pengampunan.
Pengampunan bukanlah tanda ketidakdewasaan. Sebaliknya, itu hanya menyatakan, "Saya orang baik. Anda orang yang layak.
Anda melakukan sesuatu yang membuat saya sakit. Tetapi saya ingin melanjutkan hidup saya dan memperkenalkan kembali kegembiraan ke dalamnya.