Bantu Pengadaan Listrik di Indonesia Timur, ADB Beri Pinjaman Rp8,5 Triliun kepada PLN

- 24 November 2020, 18:45 WIB
Ilustrasi pinjaman tunai.*
Ilustrasi pinjaman tunai.* /Pixabay/EmAji./

PR DEPOK - Pinjaman senilai 600 juta dolar AS atau sekitar Rp8,5 triliun dilakukan untuk membantu Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Pinjaman tersebut dilakukan sebagai upaya meningkatkan akses listrik dan mendorong energi terbarukan di Indonesia bagian timur.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters, Selasa 24 November 2020, pinjaman tersebut telah disetujui oleh Bank Pembangunan Asia (ADB).

Baca Juga: Usai Pensiun dari Dunia UFC, Khabib Nurmagomedov Ungkap Ingin Fokus Jadi Petani di Kampung Halaman

Untuk diketahui, pinjaman ini merupakan tahap kedua dari Akses Energi Berkelanjutan di Indonesia Timur.

Program Pembangunan Jaringan Listrik untuk meningkatkan akses listrik dan meningkatkan keandalan layanan di sembilan provinsi di Kalimantan, Maluku, dan Papua.

Direktur Bidang Energi Asia Tenggara ADB Toru Kubo mengatakan hal tersebut dalam pernyataan di Jakarta, Selasa, 24 November 2020.

Toru mengatakan pengadaan listrik yang andal sangat penting agar masyarakat dapat mengakses peluang kerja dan layanan pendidikan serta kesehatan, terutama di masa pandemi Covid-19.

Baca Juga: Cek Fakta: Beredar Kabar Covid-19 Hanyalah Tipuan untuk Menutupi Penyakit Radiasi, Simak Faktanya

"Program ini akan meningkatkan akses listrik yang berkelanjutan, adil, dan andal bagi masyarakat di kawasan timur Indonesia, termasuk melalui pemanfaatan cahaya matahari dan sumber terbarukan lainnya," ujar Toru.

Toru mengatakan pinjaman ini juga bermanfaat untuk mendukung pemulihan ekonomi di Indonesia timur dari pandemi dan berkontribusi bagi pertumbuhan yang adil dan tangguh.

Saat ini, perluasan elektrifikasi di Indonesia timur merupakan bagian penting dari rencana investasi infrastruktur pemerintah, yang berupaya menyediakan listrik di seluruh Indonesia pada 2024.

Pemerintah juga sedang meningkatkan porsi energi terbarukan dalam bauran energi total menjadi 23 persen pada 2025, naik dari 13 persen pada 2016.

Baca Juga: Soal Tolakan dan Hinaan terhadap Habib Rizieq, Buya Yahya: Tujuannya Baik, Jangan Buru-buru Menilai

Selain itu, pemerintah berharap sebisa mungkin meniadakan penggunaan minyak solar untuk mesin pembangkit listrik yang merupakan tantangan sangat besar bagi kawasan terpencil.

Spesialis Energi ADB Diana Connett mengatakan pinjaman ini dapat membantu pengurangan konsumsi minyak solar serta memberikan manfaat positif bagi lingkungan dan sosial secara signifikan.

"Program ini akan meningkatkan penyaluran listrik PLN yang berasal dari energi terbarukan bagi masyarakat terpencil hingga enam kali lipat, serta mengurangi konsumsi minyak tanah dan kayu dalam ruangan," ucap Diana.

Baca Juga: Muncul Desakan Copot Kepala Daerah, DPR: SK Daerah dari Presiden, Kalau Mau Cepat Pemakzulan

Tahap pertama program yang dimulai pada 2017 tercatat berhasil di sembilan provinsi di Sulawesi dan Nusa Tenggara dengan adanya 1,53 juta pelanggan listrik baru pada akhir 2019, atau lebih tinggi dari target awal 1,37 juta.

Program tahap kedua senilai 600 juta dolar AS ini juga mencakup dua hibah, masing-masing senilai 3 juta dolar AS atau sekitar Rp42,6 miliar, dari Japan Fund for Poverty Reduction dan Asia Clean Energy Fund.

Pinjaman berbasis hasil kepada PLN, dengan jaminan dari Pemerintah Indonesia, akan menunjang upaya PLN dalam memasang infrastruktur distribusi listrik voltase sedang dan rendah.

Baca Juga: Zlatan Ibrahimovic Berang, Nama dan Wajahnya Digunakan EA Sports di Gim FIFA 21 Tanpa Seizinnya

Pinjaman yang bertujuan untuk menyediakan listrik pada 1,55 juta pelanggan baru di sembilan provinsi pada 2024 ini juga diharapkan membantu PLN dalam mengelola aset dan menangani limbah dengan aman, serta meningkatkan sistem pengadaan dan pembayaran.

Sementara itu, hibah dari Asia Clean Energy Fund akan membantu pembangkit energi terbarukan untuk menerapkan teknologi modern dalam rancangan dan pemeliharaan sistem.

Sedangkan, hibah dari Japan Fund for Poverty Reduction akan mendukung upaya pemasangan sambungan listrik bagi rumah tangga miskin dan membantu PLN mengadakan kajian longitudinal dampak sosial dan gender.

Baca Juga: Dorong Produk Kreativitas Warga Lokal, Pemkot Bandung Siapkan 6 Kampung Wisata Baru

Pemerintah terus mendorong pusat pertumbuhan ekonomi di luar Jawa dengan memperkuat jaringan listrik, apalagi sebagian penduduk di Indonesia timur belum mempunyai akses listrik memadai.

Saat ini, sekitar 56 persen rumah tangga di Papua dan 28 persen rumah tangga di Maluku masih memiliki akses listrik yang terbatas karena belum adanya infrastruktur yang baik.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah