PR DEPOK - Laporan terkait nilai tukar rupiah terhadap dolar terbaru untuk transaksi pada Rabu, 14 April 2021, menunjukan pergerakan yang relatif datar.
Pergerakan relatif tersebut tidak terlepas dari dampak penurunan imbal hasil (yield) obligasi Amerika Serikat, yang efeknya masih berlangsung hingga saat ini.
Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Antara, Rabu, 14 April 2021, Tim Riset Mega Capital Sekuritas mengungkapkan bahwa US Treasury 10 year yield turun ke level 1,62%. Namun, penurunan tersebut tidak perlu dikhawatirkan.
"US Treasury 10 year yield turun ke level 1,62% setelah laporan inflasi tercatat sedikit lebih tinggi dari yang diekspektasikan, namun tidak seburuk yang dikhawatirkan," tulisnya, di Jakarta.
Sebagai catatan, tingkat inflasi di AS mengalami peningkatan sebesar 2,6% dalam skala tahunan (yoy) dan 0,6% dalam skala bulanan (mom) yang terhitung pada Maret 2021.
Bila dibandingkan, peningkatan inflasi tersebut tertinggi sejak Agustus 2018.
Tidak hanya itu, imbal hasil obligasi AS juga mengalami pukulan yang diakibatkan pemberhentian sementara pemberian vaksin Covid-19 atas produksi Johnson & Johnson.
Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 14 April 2021: Benarkah Al akan Bongkar Makam Roy?
Hal ini didasarkan pada kebijakan Food and Drug Administration (FDA) yang sebelumnya meminta negara bagian untuk menghentikan pemberian vaksin tersebut setelah ditemukan kasus enam orang yang mengalami pembekuan darah.