PR DEPOK – Arumdriya Murwani selaku peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) mengungkapkan bahwa pemakaian cold storage atau gudang beku/pendingin bisa jadi salah satu tips untuk mengontrol pasokan sekaligus menyiasati naik turunnya harga cabai.
“Ketersediannya yang fluktuatif serta tidak realistisnya impor cabai segar untuk menjaga kestabilan harga menjadikan penggunaan cold storage solusi untuk mengatasi permasalahan ini,” ungkap Arumdriya dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari ANTARA di Jakarta pada Rabu, 5 Mei 2021.
Menurut Arumdriya naik turunnya harga cabai rawit sejalan dengan masa panen yang terjadi umumnya enam kali dalam setahun.
Baca Juga: Antisipasi Libur Lebaran, Pemkab Tangerang Bentuk Tim Pengawasan untuk Monitoring di Kawasan Wisata
Lebih lanjut, tingginya harga cabai secara umum terjadi akibat adanya sekat di masa tanam pada bulan November-Februari.
Namun, tak jarang harga cabai rawit biasanya merosot akibat surplus pasokan di masa panen raya.
Arum menjelaskan dibutuhkan pendekatan secara komprehensif mengenai tata kelola pangan di Indonesia.
Baca Juga: Update Transfer: Real Madrid Mengincar Raheem Sterling dari Manchester City
Salah satunya adalah dengan melihat kesukaan dari masyarakat Indonesia terhadap cabai rawit segar.