PR DEPOK - Cut Meyriska menceritakan pengalamannya ketika menjadi korban tsunami Aceh di tahun 2004 silam.
Menurut Cut Meyriska, saat musibah tersebut terjadi dia yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) sedang liburan ke Sabang bersama sang kakek dan keluarga tanpa didampingi ayah maupun ibu.
Cut Meyriska masih ingat betul, saat tsunami datang dirinya sedang berada di kamar hotel seorang diri dan hendak mandi, sementara keluarganya sudah pergi ke tempat parkir.
Baca Juga: Jelang Pra Musim MotoGP, Aparat Lakukan Patroli di Mandalika
Diceritakan wanita asal Aceh tersebut, ketika mandi dia tiba-tiba merasakan getaran hingga membuatnya terjatuh.
"Akunya di kamar sendiri tuh, inget banget di kamar sendiri lagi mau mandi. Terus pas mandi tuh goyang, jatuh," katanya dikutip PikiranRakyat-Depok-com dari kanal YouTube Ciky Citra Rezky.
Cut Meyriska awalnya mengira dia terjatuh karena pusing akibat kurang tidur.
Baca Juga: Update Gempa Banten, Pertamina Tegaskan Pasokan BBM Terkendali di Daerah Terdampak
Namun di saat bersamaan, dia mendengar orang-orang di luar berteriak air laut naik.
Tanpa berpikir panjang, Cut Meyriska mengaku saat itu langsung berlari ke luar dengan mamakai handuk.
"Terus dari luar waktu itu nggak bilang tsunami, cuma bilang air laut naik. Jadi keluar itu pake handuk sambil lari sambil pake baju jalan ke loby," tuturnya.
Baca Juga: Berbagi Pengalaman Syuting School 2021, Kim Yohan Sebut Dirinya Jadi Lebih Dewasa
Cut Meyriska mengatakan, setelah sampai di luar dari atas dia melihat gulungan ombak tinggi menghantam Aceh.
"Nyampe keluar itu karena kita paling pucuk jadi kita bisa ngeliat gelombangnya itu meternya sampe tinggi banget," ucapnya.
Beruntung, saat kejadian Cut Meyriska berada di dataran tinggi sehingga dia dan keluraga selamat dari musibah yang menelan ribuan korban jiwa itu.
Meski begitu, Cut Meyriska mengaku saat itu dirinya sempat hilang kontak dengan ibu dan ayahnya.
Menurut Cut Meyriska, kedua orangtuanya bahkan mengira dia tidak selamat dari musibah tersebut.***