Apa Itu Bariatrik yang Dijalani Melly Goeslaw? Istri Anto Hoed Bagikan Momen Sebelum Masuk Ruang Operasi

17 Juli 2022, 11:28 WIB
Melly Goeslaw mengalami Bariatrik. /Instagram/melly_goeslaw

PR DEPOK - Artikel ini akan memberikan informasi apa itu Bariatrik yang dijalani oleh Melly Goeslaw.

Lewat unggahan di akun Instagram miliknya, Melly Goeslaw membagikan momen saat dirinya memutuskan menjalani Bariatrik.

Terlihat dalam unggahan tersebut, sang suami Anto Hoed yang memberikan dukungan dan semangat kepada Melly Goeslaw sesaat sebelum melakukan Bariatrik.

Baca Juga: Cara Beli Tiket dan Jadwal Closing Ceremony Jakarta Fair 2022, Ada Pesta Kembang Api hingga Ardhito Pramono

"Bismillah aku mau membagikan momen bahagiaku, salah satu langkah besar di hidupku, yang ternyata sangat menyenangkan. Aku melakukan 'BARIATRIK'," tulisnya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun @melly_goeslaw.

Dalam unggahan tersebut, Melly Goeslaw tak menjelaskan lebih rinci apa itu Bariatrik yang akan dijalaninya.

Ia meminta bagi warganet yang penasaran untuk segera mencari sendiri informasi terkait Bariatrik di google.

Baca Juga: Lepas Robert Lewandowski, Bayern Munchen Tegaskan Tak Akan Rekrut Cristiano Ronaldo

Lantas apa itu Bariatrik?

Bariatrik adalah pembedahan yang dilakukan untuk membantu menurunkan berat badan.

Bedah Bariatrik atau Bariatric Surgery di negara kita memang masih sangat jarang dipakai, padahal di Filipina, metode Bariatrik sudah dikenalkan sejak 8 tahun yang lalu.

Bariatrik sudah sangar populer dan banyak digunakan untuk melawan obesitas di Filipina saat ini.

Baca Juga: 7 Kategori Penerima Bansos PKH Cair Juli 2022, Login Link Ini dan Cairkan BLT hingga Rp3 Juta

Seorang ahli bedah di St. Luke's Medical Center, Filipina, Dr. Jonathan D. Adora, M.D., menjelaskan bahwa bedah bariatrik pertama kali dilakukan di St. Luke's Medical Center untuk pasien dengan indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 50.

Dr. Jonathan yang menganggap obesitas itu adalah penyakit karena banyak sekali penyakit lain yang meliputinya mengungkapkan bahwa saat itu dilakukan dengan metode pembedahan tersebut.

Kini bedah bariatrik dianggap semakin aman dan tidak terlalu sulit lagi untuk dilakukan.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Kenali Trauma Masa Kecil yang Mengganggu Hidup Anda dari Pola Garis yang Dipilih

Menurut ahli bedah saluran cerna di Mayapada Hospital Lebak Bulus, Dr. Errawan Wiradisuria, SpB-KBD, M.Kes., bedah bariatrik masih jarang dilakukan di negara kita karena orang dengan kelebihan berat badan (obesitas), apalagi morbid obessity (berat badan 200 kilogram lebih) di Indonesia ini jumlahnya masih sedikit.

Selain itu, IMT orang tersebut juga harus di atas 30 sebagai indikasi ia perlu menjalani bedah bariatrik.

Kendati demikian, masih menurut penuturan Dr. Errawan, IMT tak selalu jadi patokan karena ada beberapa pertimbangan lain terhadap aktivitas dan keluhan, terutama kalau pasien yang hanya kelebihan berat badan, tetapi ingin menjalani operasi beda bariatrik.

Baca Juga: Ricky Martin Dituding Lakukan Kekerasan dan Inses pada sang Keponakan, Pengacara: Itu Tidak Benar

Apakah pertimbangan lainnya untuk bedah bariatrik?

Sebagai contoh pasien belum IMT 30, tapi co-morbid dengan penyakit-penyakit penyerta, seperti jantung, diabetes melitus, hiperlipidemia (kelebihan lemak dalam darah), asma, dan hiperkolesterolemia (kelebihan kolesterol dalam darah).

Semua indikasi tersebut di atas sudah memenuhi syarat untuk dilakukan bedah bariatrk.

Saat ini ada dua jenis metode bedah bariatrik, yaitu yang sifatnya reversible (bisa dikembalikan ke keadaan semula) dan sebaliknya yang sifatnya irreversible (kondisinya tetap).

Baca Juga: Jadwal Konser Musik Jakarta Fair Hari Terakhir Beserta Harga Tiket Masuk PRJ Kemayoran 2022

Yang masuk ke dalam golongan reversible adalah metode gastric banding, di mana leher lambung akan diikat memakai band atau pita atau selang kecil yang terhubung ke sebuah pompa kecil yang ditanam bawah kulit.

Di pompa tersebut akan disuntikkan cairan steril menuju pita, dan pita bakal mengembang sehingga ‘mencekik’ leher lambung.

Akibatnya, pasien akan menjadi cepat kenyang karena terbentuk lambung baru yang ukurannya lebih kecil dari sebelumnya.

Sedangkan pembedahan bariatrik tetap atau irreversible dilakukan dengan cara memotongan lambung dan rekonstruksi saluran pencernaan (laparoscopic sleeve gastrectomy).

Baca Juga: Link Live Streaming Acara Mapag Panganten Via Vallen dan Chevra Yolandi

Menurut keterangan Dr. Errawan, rekonstruksi saluran pencernaan sangat perlu dilakukan agar terjadinya adaptasi lambung yang mengakibatkan berat badan kembali naik di kemudian hari bisa dicegah.

Dr. Errawan juga mengingatkan walau bedah bariatrik yang sama dilakukan kepada 2 orang, tapi efek dan juga hasilnya akan berbeda.

Hal ini bisa terjadi karena tubuh punya kemampuan untuk beradaptasi dan juga merevitalisasi tubuhnya sendiri pasca bedah bariatrik.

Setelah menjalani operasi bedah Bariatrik, pasien diharuskan untuk mengubah gaya hidup, disertai dengan kesadaran dan kedisiplinan. Pasien yang telah menjalani operasi bedah Bariatrik juga harus mau menjalani sesi konsultasi ke ahli gizi.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Instagram @melly_goeslaw P2PTM Kemenkes RI

Tags

Terkini

Terpopuler