Kisah Viral Ojol Angkut Arwah Cindy dari Bandung ke Subang, Jalan Lurus Terasa Berkelok

20 Juni 2020, 09:19 WIB
Herman atau Icang /.*/YouTube/ jurnalrisa

PR DEPOK - Berdasarkan cerita dan pengalaman sejumlah orang, alam gaib itu memang dipercaya ada. Meski tidak semua orang pernah merasakannya.

Baru-baru ini viral kisah seorang pengemudi ojek online (ojol) yang mendadak ramai diperbincangkan netizen. Pasalnya, pengemudi Ojol ini mengaku telah mengantarkan arwah bernama Cindy dari Kota Bandung ke Subang.

Pengemudi ojol bernama Herman atau biasa dipanggil "Icang" itu semula merasa kesal dengan kehadiran pelanggan yang salah memberikan alamat untuk dikirimkan di daerah sekitar Bandung pada Kamis malam di awal 2019. Cindy mengaku sebagai kru dari tim Jurnal Risa.

Baca Juga: Percepat Pemulihan Ekonomi Nasional Imbas Covid-19, Pemerintah Akan 'Reset' dan Transformasi Ekonomi 

Waktu pun terus berlalu, hingga akhirnya ia pun mendapat kesempatan untuk menceritakan kisahnya dalam kanal YouTube Jurnal Risa, sebagai upaya klarifikasi atas berbagai respons di media sosial.

Saat itu Icang yang tengah istirahat di sebuah warung, melanjutkan perjalanan dan berhenti di belakang lampu merah dalam kondisi jalanan yang masih hujan.

Tak lama, seorang driver ojol yang tidak dikenalnya menghampiri Icang dan meminta tolong untuk mengantarkan seorang perempuan ke Subang karena motornya sudah tidak kuat.

"Tolong dong, ini penumpang saya anterin ke Subang, dilanjut motor saya enggak kuat," tutur driver tersebut.

Baca Juga: Wali Kota Washington Sebut Black Lives Matter 'Teroris Domestik' Setelah Mereka Mengincar Rumahnya 

Tanpa berpikir panjang dan biasanya para driver ojol saling membantu driver yang mengalami kesulitan. Icang pun menerima tawaran tersebut dan bernegosiasi tentang harga pulang-pergi dari Bandung ke Subang dan balik ke Bandung lagi.

Diketahui, perempuan bernama Cindy itu harus segera ke rumahnya di Subang untuk mengambil baju dan kembali ke Bandung untuk keperluan wawancara dengan sebuah bank.

"Terus yang saya ingat, yang namanya Cindy itu pegang handphone. Entah ngobrol apa sama drivernya, driver yang pertama. Kelihatannya bukan ponsel zaman sekarang, cuma polyphonix," kata Icang.

Di perjalanan, Cindy mengaku kepada Icang bahwa dia anak bikers, ingin menjual motornya untuk membelikan adiknya motor sonic, dan terus-menerus memaksa agar Icang membolehkannya menyetir motor.

Baca Juga: Dokter Reisa: Dexamenthasone Bukan Penawar Virus Corona 

Sampai di pom bensin Lembang, Icang mengaku selalu mendapat tatapan aneh dari petugas pom dan orang-orang yang ada di pom bensin hingga dia ke pinggir jalan untuk mengganti sandalnya dengan sepatu dan terkejut saat melihat Cindy yang sudah naik ke atas motornya dan menyalakannya.

Pada akhirnya saat bergegas untuk melanjutkan perjalanannya, Icang pun membolehkan Cindy untuk menyetir motornya dan membonceng dirinya.

Motor melaju hingga sampai di Tanjakan Emen, saat itu Cindy berkali-kali merasa kesal saat dipanggil "mbak", sekaligus juga bernada marah saat menyuruh Icang berzikir.

Bahkan, Cindy juga bernada sedih saat menceritakan tentang Mbah Emen yang menurut Cindy adalah korban tapi malah sering dijadikan kambing hitam.

Baca Juga: Dokter Reisa: Dexamenthasone Bukan Penawar Virus Corona 

Cindy bahkan membunyikan klakson di tanjakan tersebut, kemudian menjelaskan, "Nah gini A', kalau lewat jalan sini harus bunyiin klakson, kalau enggak, buang puntung, dan melanjutkan bahwa nanti bisa terjadi apa-apa bila itu tidak dilakukan."

Sepanjang perjalanan, Icang mulai merasa takut akan dibegal karena beberapa motor yang menyalip mereka dari belakang lalu menoleh, tapi terus-terusan menatap dirinya secara aneh.

Icang kemudian mulai kaget saat jalan yang terlihat lurus tiba-tiba menjadi tikungan tajam dan bertanya kepada Cindy, "Kak, kok jalanan perasaan lurus kenapa belok?"

"Nah, coba kalau Aa' yang bawa, pasti kita celaka," kata Cindy.

Baca Juga: Pukul Mundur Tank Israel dari Lebanon, Video Prajurit TNI Viral 

Perjalanan panjang itu pun berakhir saat mereka hampir sampai tujuan sehingga Cindy pun meminta supaya jas ojol yang dipakainya bisa dilepas, karena khawatir ayahnya akan memarahinya jika tahu Cindy habis naik motor dari Bandung ke Subang.

"Udah sampai di tujuan, yang saya ingat itu di seberang gangnya itu ada toko kelontongan," tutur Icang.

Rumah Cindy itu, diakui Icang berada di paling ujung jalan, persis yang dikatakan Cindy.

Setelah berganti posisi, Icang lantas melepas atribut driver ojolnya di mulut gang dan sempat heran karena Cindy meninggalkannya tiba-tiba, tanpa terdengar suara orang lari ataupun langkah kaki.

Baca Juga: Sukses Terapkan PSKS, 2 Kelurahan Depok Catat Nol Kasus COVID-19

Cindy yang tak kunjung kembali hingga pukul 22.30 WIB, akhirnya terpaksa ditinggal keliling sementara oleh Icang yang ingin buang air kecil di sebuah minimarket.

Karena masih penasaran, Icang pun mengendarai motornya hingga sampai di depan rumah yang paling ujung.

"Pas sudah sampai sana, gelap banget, kumuh. Saya balikin ke arah rumah dia tuh, biar terang. Kok ini gak ada kehidupan, terasnya aja kotor, terus lampu terasnya aja gak nyala," tutur Icang.

Tak menemukan jawaban atas rasa penasarannya, Icang pun mencoba untuk mengeraskan suara motornya, tetapi tak ada seorang pun yang keluar.

Baca Juga: Meski Sudah Dibuka, Mal di Depok Tidak Diizinkan Gelar Acara yang Libatkan Banyak Orang 

Bahkan, Icang sempat mencoba bertanya ke beberapa warga sekitar, tetapi sejumlah warga yang ditemuinya mengaku tidak ada yang kenal dengan perempuan bernama Cindy tersebut.

Akhirnya, Icang meminta bantuan rekan-rekan ojol di Subang yang lokasinya sekitar satu kilometer dari gang Cindy.

Namun, hari yang sudah cukup malam dan tidak menghasilkan apa-apa, mereka memutuskan untuk melanjutkan pencarian besok harinya.

"Sampai di rumah, ya alhamdulillah cerita sama istri. Ya istri pun menganggapnya ya kena tipu," kata Icang.

Baca Juga: Harga Logam Mulia Emas di Pegadaian, Sabtu 20 Juni 2020: Antam, Antam Retro hingga UBS 

Setelah dua hari berlalu, Icang pun mendapatkan pesan singkat di aplikasi Whatsapp.

Pesan di WhatsApp itu berbunyi, "Kang, saya Kubay yang semalem sama akang ngebantu akang. Sing ridho, sing ikhlas. Mudah-mudahan rezekinya lancar."

Setelah ditanya kenapa oleh Icang, driver itu menjawab, "Yang akang semalem bawa itu, sudah meninggal 4 tahun yang lalu."***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Portal Jember

Tags

Terkini

Terpopuler