Kontroversi Love Wins All: Kritik Nara Kim hingga Kecacatan Minoritas Jadi Hiasan

27 Januari 2024, 11:00 WIB
Nara Kim, penata gaya yang berkolaborasi dengan IU, memberikan kritik tajam terhadap naratif yang diusung dalam Love Wins All.* /Soompi

PR DEPOK - Di balik gemerlapnya dunia K-Pop, IU memperkenalkan Love Wins All, sebuah karya yang membawa cinta ke pusat perhatian. Namun, sosok Nara Kim, penata gaya yang berkolaborasi dengan IU, memberikan kritik tajam terhadap naratif yang diusung dalam video musik tersebut.

Nara Kim, yang bertanggung jawab atas penataan gaya, menyampaikan pandangannya terkait penggunaan kecacatan dan minoritas dalam video musik tersebut.

Dalam postingannya, Nara menekankan keinginannya untuk tidak hanya dianggap sebagai individu heteroseksual dan non-berkebutuhan khusus yang sesuai dengan norma-norma sosial.

Dibalik Kamera: Nara Kim dan Transformasi Love Wins All

Baca Juga: Daftar Influencer Pendukung Anies dan Cak Imin, Tak Disangka Ada Sosok Viral Ini

Nara Kim, sosok di balik penampilan menawan LE SSERAFIM, menyatakan keinginannya untuk tidak terjebak dalam stereotip sosial. Dengan penuh semangat, dia mengekspresikan kepuasannya dengan dirinya sendiri, menciptakan gebrakan dengan hashtag #lovewins dan #lovewinsall.

Namun, dibalik sorotan glamor, tersembunyilah ketidakpuasan terhadap perubahan judul dari Love Wins ke Love Wins All.

Nara menyoroti perubahan judul awal lagu dari Love Wins ke Love Wins All dan menyatakan bahwa judul asli yang berakar dalam komunitas LGBTQIA+ telah diubah.

Dia menyampaikan keprihatinannya bahwa video tersebut menggambarkan karakter dengan kecacatan seolah-olah lebih bahagia tanpa kecacatan, dan bahwa mempertahankan judul asli akan menempatkan naratifnya dalam konteks heteronormatif.

Baca Juga: Ramalan Shio Kuda, Kambing, Monyet Sabtu, 27 Januari 2024: Utamakan Mendengarkan Hari Ini

Dilema Naratif: IU, V, dan Kritik Terhadap Representasi

Nara Kim mencuatkan kekhawatirannya terkait perubahan naratif dalam video musik. Dalam pernyataannya, dia menyoroti karakter-karakter buta dan tuli yang dihadapi diskriminasi dan penindasan.

Kritiknya mengarah pada pemikiran bahwa penggunaan kecacatan dan minoritas sebagai alat untuk menghadirkan kesuksesan justru dapat mengaburkan pesan yang lebih dalam.

Kritik Nara terhadap video musik lebih lanjut menyoroti kekhawatirannya tentang penggunaan kecacatan dan minoritas sebagai elemen dekoratif dalam cerita tentang mengatasi kesulitan, terutama ketika melibatkan dua selebriti kaya dan non-berkebutuhan khusus dalam peran tersebut. Nara menegaskan perlunya mengatasi tantangan-tantangan sosial daripada menggunakan minoritas sebagai bahan inspirasi semata.

Baca Juga: 8 Rumah Makan Soto Betawi Legendaris di Jakarta yang Enaknya Bikin Nagih!

Ketika Minoritas Bukanlah Inspirasi Semata

Dengan semangat kuat, Nara Kim menegaskan bahwa perjuangan sejati bukanlah hanya tentang mengatasi kecacatan, tetapi tentang mengatasi tantangan sosial.

Dia mengkritik video musik yang, menurutnya, menggunakan kecacatan dan minoritas sebagai hiasan, menyerukan untuk menghentikan belas kasihan dangkal dan penggunaan minoritas sebagai bahan inspiratif semata.

Melampaui Kontroversi Menuju Representasi yang Autentik

Baca Juga: Lirik Lagu What Kind of Future oleh Woozi SEVENTEEN, Persembahan untuk Moonbin ASTRO

Pertentangan antara seni, kritik, dan tuntutan keadilan sosial menciptakan cerita yang kompleks di dunia K-Pop. Sementara IU bersinar di atas panggung, Nara Kim memperjuangkan perubahan, menunjukkan bahwa cinta sejati bukan hanya tentang kemenangan pribadi, tetapi juga mengatasi ketidaksetaraan di dalam dan di luar layar.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Tags

Terkini

Terpopuler