Lantas, Marni pun mengomel dan mencari alternatif lain. Ia kemudian memanggil satpam sekolah dan memberitahu jika ada anak-anak yang terlambat juga dan menaiki gerbang samping dibantu seseorang.
Satpam sekolah itu awalnya tidak percaya. Namun, Marni meminta untuk dibukakan gerbang dan mengajak laki-laki tersebut ke lokasi yang dimaksud. Pada saat gerbang utama dibuka, Marni menyuruh adiknya bergegas masuk.
Tiba di gerbang samping, Marni membuktikan perkataannya. Satpam sekolah lalu menegur Bagio bahwa yang dilakukannya tidak benar. Namun percuma lantaran anak-anak yang dibawa Bagio sudah masuk semua.
Tak peduli dengan omelan satpam sekolah, Bagio dan Marni pun segera meninggalkan sekolah tersebut.
Pada saat akan melaju, spion motor Marni ditabrak oleh mobil Bagio. Alhasil kaca spion itu retak. Marni tak terima dan minta pertanggungjawaban, tetapi Bagio tetap pergi begitu saja.
Merasa kecewa lantaran Bagio tadi tidak mau membantunya, ditambah kaca spion motornya retak gara-gara Bagio, gadis itupun lantas merusak spion mobil Bagio.
Tiba-tiba saja, mobil Bagio mogok. Marni diminta membantu mendorong. Namun gadis itu menolak. Kemudian, Bagio mendorong mobil itu sendiri.
Lantaran jalanan menurun, mobil Bagio bergerak maju. Marni yang melihatnya khawatir dan akhirnya membantu Bagio menahan laju mobil agar tak meluncur bebas.