‘Death Knott’ Hadir di Festival Jakarta Film Week, Sang Sutradara Sebut Film Diangkat dari Mitos Gunung Kidul

- 22 November 2021, 07:36 WIB
Death Knott ternyata hadir di Festival Jakarta Film Week yang berdasarkan sang sutradara, ini diangkat dari mitor Gunung Kidul.
Death Knott ternyata hadir di Festival Jakarta Film Week yang berdasarkan sang sutradara, ini diangkat dari mitor Gunung Kidul. /Disparekraf DKI Jakarta

PR DEPOK – Film Death Knott ikut hadir dalam Festival Jakarta Film Week, Sutradara menyebutkan film tersebut diangkat dari mitos Gunung Kidul.

Menurut Sang Sutradara yakni Cornelio Sunny, film tersebut dibuat berdasarkan sebuah mitos yang dikenal dengan istilah Pulung Gantung.

Sunny juga menyebutkan jika mitos Pulung Gantung tersebut dipercaya memiliki pengaruh mistis bagi warga sekitar.

“Fenomenanya ada yang dikenal dengan istilah Pulung Gantung, dimana orang-orang percaya adanya pengaruh mistis yang membuat orang-orang di Desa gantung diri di waktu-waktu tertentum” ujar Sunny di CGV Grand Indonesia, Sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Antara News pada Senin, 22 November 2021.

Baca Juga: Turut Melayat ke Pemakaman Verawaty Fajrin di TPU Tanah Kusir, Roy Suryo: Memberikan Penghormatan Terakhir

Diketahui, Film Death knott berpartisipasi dalam festival Jakarta Film Week yang diselenggarakan pada 18 sampai 21 November 2021.

Festival tersebut merupakan acara yang dipersembahkan Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif (Disparekraf) pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Selain itu, Festival Jakarta Film Week juga menayangkan beberapa Film Nasional dan sinema dunia di dua bioskop, CGV Grand Indonesia dan Metropole XXI.

Dalam acara tersebut, sutradara juga dapat terlibat tanya jawab langsung dengan para penonton.

Baca Juga: Lepas dari Status Janda, Begini Potret Pernikahan Gracia Indri dengan Pria Bule yang Digelar di Belanda

Adapun, Disparekraf juga menyediakan program lainnya seperti acara daring dengan tema Audience Based Film Festival.

Acara yang dilakukan secara virtual itu akan diisi oleh beberapa Narasumber.

Narasumber tersebut diantaranya Jamaluddin Pohanna dari Aceh Film Festival, sukhadharmi dari UCIFEST dan Nauval Yazid dari Europe on Screen.

Semenara itu, acara daring tersebut dipandu oleh Nada boning yang membahas tentang bagaimana pandemik membawa perubahan pada pagelaran Festival.

Baca Juga: Cek Ramalan Shio Kuda, Shio Kambing dan Shio Monyet 22 November 2021: Terlalu Gembira Bisa Buat Kehilangan!

Salah satu perubahan yang dibahas dalam acara tersebut adalah bagaimana festival digelar dengan cara Hibrida (daring atau luring).

“Hibrida akan menjadi The New Normal bagi festival film. Memang nggak ada yang menggantikan pengalaman menonton secara komunal, bersama penonton lain dan mengapresiasi bersama,” ujar Nauval Yazid.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah