Ikuti Jejak Ghozali Everyday? Ada Karya Transaksi Swafoto KTP di NFT, Thelvia: Sangat Berbahaya

- 18 Januari 2022, 19:00 WIB
Head of Tokomall sorot masyarakat yang ikut jejak Ghozali Everyday dengan swafoto KTP di NFT, sebut itu timbulkan hal berbahaya.
Head of Tokomall sorot masyarakat yang ikut jejak Ghozali Everyday dengan swafoto KTP di NFT, sebut itu timbulkan hal berbahaya. /Pemkab Bekasi//

PR DEPOK - Belum lama ini nama Ghozali Everyday sempat menghebohkan jagat maya di Tanah Air.

Pasalnya, pemuda bernama asli Sultan Gustaf Al Ghozali, kelahiran Jepara, Jawa Tengah itu mendadak viral.

Karena beberapa foto selfie atau swafoto di laman penjualan NFT (Non Fungible Token) di Marketplace Opensea laku dengan harga puluhan hingga ratusan juta rupiah.

Sehingga banyak pula warganet yang ingin mengikuti jejak Ghozali Everyday. Bahkan ada juga yang sampai swafoto e-KTP untuk ditransaksikan menjadi NFT.

Baca Juga: Sastrawan JS Khairen Sudah Prediksi Nama Ibu Kota jadi Nusantara Sejak 2014: Coba Selaraskan Tanda-Tanda...

Namun menurut Head of Tokomall, Thelvia Vennieta, swafoto dengan identitas diri (e-KTP) tersebut justru 'sangat berbahaya'.

Selain itu secara etika, juga tidak dapat dibenarkan untuk diperjual-belikan dalam bentuk apapun termasuk di NFT, jelasnya.

"Fenomena swafoto dengan e-KTP menjadi NFT merupakan hal yang tidak lazim," tegasnya, seperti dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Antara, Selasa 18 Januari 2022.

"KTP kan secara etika tidak bisa dibagikan apalagi diperjual-belikan melalui media apapun, termasuk NFT. Sangat berbahaya," ujar Thelvia Vennieta, menambahkan.

Baca Juga: Wawancaranya dengan Doddy Sudrajat Ada yang Di-Cut, Gilang Dirga: Karena Sangat Berbahaya Kalau Gue Tayangin

Hal ini menjadi fenomena, karena menurut Thelvia Vennieta, usai Ghozali Everyday, viral dan NFT menjadi populer di masyarakat Indonesia.

"Ghozali effect, menurut saya mampu menambah awareness dan popularitas NFT di masyarakat," ujar dia.

Namun sayangnya, diduga ada penyalahgunaan momentum pasca NFT foto selfie ini laku di pasaran, ucap Thelvia Vennieta.

Lebih lanjut, dikatakan edukasi kepada masyarakat yang dibutuhkan saat ini tidak hanya pada teknologi atau industrinya.

Baca Juga: Wawancaranya dengan Doddy Sudrajat Ada yang Di-Cut, Gilang Dirga: Karena Sangat Berbahaya Kalau Gue Tayangin

Tetapi juga kebiasaan (human behaviour) secara mendasar atas hal-hal yang layak dibagikan kepada umum dan tidak, kata dia.

"Di sini semakin memperlihatkan bahwa masih adanya gap antara awareness dan pemahaman masyarakat akan NFT tersebut," ungkapnya.

Dia menambahkan, perkembangan NFT di Indonesia ada di tahap awal (early stage), dalam artian dibutuhkan kontribusi dari semua pelaku industri.

Tokomall sebagai penyedia NFT marketplace platform dan para kreator yang sudah terjun, serta peranan penting komunitas sebagai thought leader.

"Tujuannya, untuk memberikan pemahaman terkait NFT itu sendiri," ujar Thelvia Vennieta.

Baca Juga: Link Nonton Moonshine Episode 10, Hubungan Cinta Kang Ro Seo dan Nam Young Menghadapi Rintangan Baru

Di Tokomall kata dia, pihaknya berusaha memberikan konten edukatif dalam bentuk artikel blog, artikel media nasional ataupun lokal.

Kemudian media sosial, komunitas di Telegram ataupun Discord, dan juga aktif melakukan webinar secara berkala dengan para pelaku industri, tuturnya. ***

 

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah