Network
PR DEPOK – Setelah 10 tahun lamanya dari film terakhirnya yaitu The Wind Rises, akhirnya Studio Ghibli mengeluarkan film terbarunya, The Boy and the Heron, dan diperkirakan akan menjadi karya terakhir dari sutradara Hayao Miyazaki, di Studio Ghibli yang ia mengeluarkan berbagai film terkenal lainnya.
Pada saat pembuatan film The Boy and the Heron ini, Studio Ghibli hanya memiliki budget yang sangat sedikit, Hayao Miyazaki menyelesaikan film terakhirnya walaupun sempat beberapa kali terhenti mengerjakan film ini.
Film The Boy and the Heron ini tidak dipasarkan sama sekali, beberapa hari sebelum film ini ditayangkan tidak ada trailer hingga iklan yang mempromosikan film terbaru dari Studio Ghibli ini. karena pihak Ghibli hal ini diluar konteks mereka, bila beberapa adegan pendek yang disebarkan untuk iklan ataupun promo ini hanya membingungkan para penonton.
Walaupun tidak ada pemasaran sama sekali, film terakhir karya Hayao Miyazaki tetap menjadi salah satu anime layar lebar yang sangat sukses. Film ini telah menjual sebanyak 3 juta tiket dan memperoleh pendapatan sebesar 4,68 miliar yen, bila dirupiahkan sebesar Rp 487 miliar. Pada penayangan pertamanya sudah terjual sebanyak 1 juta tiket dan telah mengantongi sebanyak 13,2 juta dolar Amerika Serikat.
Baca Juga: 5 Warung Sate di Magetan, Tersedia Sate Kambing dengan Cita Rasa Lezat
Film ini menceritakan di Jepang pada saat perang dunia kedua, hal ini mirip sekali dengan beberapa karya Hayao Miyazaki. Film The Boy and the Heron ini menceritakan seorang anak laki bernama Mahito yang baru saja pindah ke sebuah desa setelah ibunya meninggal dan ayahnya menikah dengan adik dari istrinya yang meninggal bernama Natsuko
Sebuah burung bangau berwarna abu-abu mengganggu Mahito, tiba-tiba bisa berbicara dengan Bahasa manusia dan memberitahu Mahito bahwa ibunya masih hidup. Akhirnya Mahito percaya dan mengikuti burung tersebut ke sebuah Menara aneh yang dibuat oleh Kakek Buyutnya, yang membawa dia ke dunia lain untuk menyelamatkan ibunya.
