PR DEPOK – Meningkatnya popularitas makanan organik menjadikan sebagian besar orang beralih pada produk organik.
Makanan atau produk organik diminati lantaran dinilai lebih sehat dibandingkan dengan non organik.
Sebagaimana diketahui, sayuran dan buah-buahan dibagi menjadi 2 jenis yaitu organik dan non organik.
Baca Juga: Hasil Tes Urine Jeff Smith Positif Narkoba, Polisi: Dia Gunakan Sejak 2020
Sayuran dan buah organik ditanam dengan cara yang alami tanpa bahan kimia, sedangkan non organik biasanya menggunakan pestisida atau bahan kimia agar tidak diserang hama.
Produk organik dijual dengan harga yang relatif lebih mahal. Hal ini mengingat bahwa produk organik tidak hanya bebas dari bahan berbahaya, tetapi dibudidayakan juga dengan cara yang sehat.
Selain itu, masyarakat juga beranggapan bahwa makanan organik memiliki gizi yang lebih unggul dibandingkan dengan non organik.
Dilansir Pikiranrakyat-Depok.com dari Boldsky, pada Jumat 16 April 2021, berikut perbedaan produk organik dan non organik.
Makanan Organik
Makanan organik merupakan hasil pertanian yang ditanam tanpa menggunakan pupuk buatan, pestisida maupun organisme hasil rekayasa genetika.
Produk hewani seperti telur, susu, dan daging dapat dikatakan organik jika tidak diberi antibiotik atau hormon pertumbuhan.
Sederhananya, dapat diartikan bahwa makanan organik ditanam dan diproduksi dengan cara yang ramah lingkungan seperti tidak menggunakan bahan kimia.
Menurut penelitian kebelihan dari makanan organik adalah mengandung antioksidan yang lebih tinggi, dan tingkat logam beracun yang lebih rendah.
Selain lebih sehat untuk dikonsumsi, hasil pertanian organik juga dapat membantu mengurangi pencemaran lingkungan dan meningkatkan kualitas tanah dan air.
Baca Juga: Jokowi Singgung Formula E di IIMS 2021, Taufik Rendusara: Jangan Kasih Tahu Ferdinand, Bisa Gila Dia
Makanan Non Organik
Makanan non organik mengacu pada buah-buahan, sayur, dan daging yang menggunakan bahan sintetis seperti pestisida, insektisida, serta pupuk kimia.
Selain itu pertanian organik dapat melakukan kawin silang untuk menghasilkan buah dan sayur dengan kualitas yang tinggi. Tetapi hal tersebut dapat dilakukan dengan pengawasan dari pemerintah.
Sering dianggap sebagai makanan yang kurang baik untuk dikonsumsi, ternyata makanan non organik memiliki kelebihan di antaranya dapat mencegah pertumbuhan jamur dan bakteri yang berbahaya.
Banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa nilai gizi yang terkandung dalam non organik sama halnya dengan makanan yang ditanam secara organik.
Meskipun menggunakan pestisida, kadar yang digunakan pada buah dan sayur non organik tentunya dibatasi dan tidak membahayakan kesehatan manusia.
Mana yang Lebih Baik?
Mempertimbangkan adanya pro dan kontra perihal makanan organik ataupun non organik, orang mungkin setuju tentang makanan organik bisa lebih baik dibandingkan dengan non organik.
Hal tersebut karena makanan organik diperoleh dengan cara alami dan selalu terbukti bermanfaat bagi kesehatan.
Untuk itu, Anda harus dipertimbangkan memilih makanan organik atau non organik
Melihat dari nilai gizi organik maupun non organik memiliki gizi yang tidak berbeda jauh.
Jika Anda masih bingung memilih mana yang lebih baik, berikut hal-hal yang harus dipertimbangkan.
- Beli buah atau sayur sesuai dengan musimnya.
- Beli bahan makanan dari petani lokal.
- Pilih makanan dari berbagai sumber.
- Baca kandungan yang terdapat pada makanan yang Anda beli.
- Cuci di air mengalir.
- Buang daun sayuran hijau untuk menghindari terkontaminasi.
- Untuk produk hewani, perhatikan jika ada perubahan pada warna kulitnya.***