PR DEPOK - Mungkin banyak orang yang sudah terbiasa mengkonsumsi berbagai jenis suplemen atau biasa disebut vitamin.
Tentu saja tujuannya untuk menjaga kesehatan tubuh, agar tetap fit. Namun mungkin pula bagi sebagian orang tak mengetahui dampak lainnya.
Berdasarkan hasil suatu penelitian menyebutkan, ada juga suplemen/vitamin tertentu yang memungkinkan meningkatkan kadar kolesterol jahat.
Sebagai informasi yang dilansir PikiraRakyat-Depok.com dari laman PMJ News, Senin 10 Januari 2022.
Disebutkan vitamin dalam penelitian tersebut adalah antioksidan, yang dianggap sehat karena mampu memerangi radikal bebas yang merusak jaringan tubuh.
Menurut tim ilmuwan dalam sebuah penelitian di sekolah kedokteran Universitas New York, menemukan antioksidan ini mengganggu tubuh menghadapi kolesterol yang merusak.
Sedangkan, hati menjalankan fungsi memecah kolesterol berbahaya, seperti lipoprotein densitas yang sangat rendah.
"Ini dilakukan untuk mencegah atau berubah menjadi kolesterol low-density lipoprotein (LDL)".
Sedangkan kolesterol LDL terkenal berbahaya bagi tubuh, lantaran berkontribusi pada pembentukan plak di arteri.
Saat terjadi menyempit dari waktu ke waktu, sehingga darah yang kaya nutrisi berjuang untuk mencapai jantung dan otak.
Seperti diketahui, antioksidan bisa dibilang jenis yang paling populer karena menargetkan stres oksidatif, ciri penuaan dan penyakit.
Vitamin ini termasuk vitamin E, C, dan beta-karoten, yang ternyata sudah ditemukan dapat meningkatkan kadar kolesterol berbahaya dalam satu penelitian.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Investigation, menyebutkan, vitamin termasuk E, C, dan beta karoten, dapat menggagalkan kemampuan hati untuk memecah kolesterol jahat.
Tetapi peneliti menegaskan, temuan tersebut tidak menunjukkan bahwa orang harus berhenti menggunakan vitamin mereka.
Serangkaian tes lebih lanjut menemukan vitamin E mencegah proses pemecahan sama sekali, yang mengakibatkan lebih sedikit lipoprotein yang dihancurkan.
Baca Juga: Khawatirkan Masa Depannya, Cristiano Ronaldo Adakan Pertemuan Darurat dengan Agennya
Menurut dokter Edward Fisher selaku Direktur Pusat Perawatan dan Penelitian Lipid di NYU Medical Center, hasil penelitian ini yang pertama.
"Hal itu untuk mendokumentasikan hubungan antara vitamin antioksidan dan kolesterol VLDL," ungkapnya.
"Tampaknya vitamin antioksidan berpotensi berbahaya bagi jantung berdasarkan kemampuannya untuk meningkatkan sekresi VDLD di sel hati dan pada tikus yang kami pelajari," kata tim ilmuwan.
Dikatakan, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mendukung temuan tersebut. Hingga lebih banyak data tersedia.
"Kami tidak dapat membuat rekomendasi tentang apakah orang tidak boleh menggunakan vitamin ini," terangnya. ***