Pencarian Identitas Diri Pasca Pandemi: ‘Healing dan ‘Staycation’ Jadi Kata Kunci Paling Dicari di Media

29 Agustus 2023, 20:23 WIB
Kegiatan Journalist Camp PRMN x Eiger di Area Campervan Camp Sari Ater Subang pada Kamis, 25 Agustus 2023. /Dok. PRMN

PR DEPOK – Empat tahun berlalu sejak permulaan pandemi Covid-19 di tahun 2020. Dengan kasus menurun, masyarakat memasuki era new normal dalam kehidupan.

Masing-masing individu kini bebas menjalani aktivitas di luar rumah, berusaha membiasakan diri dengan keadaan lingkungan baru di era pemulihan pasca pandemi Covid-19.

Namun, tak seperti sebelumnya, pandemi Covid-19 telah mengubah banyak hal dari kehidupan, mulai dari pekerjaan, interaksi sosial, hingga perilaku atau kebiasaan di luar rumah.

“Pandemi mengubah semua,” demikian yang dikatakan Deni Yudiawan, pemateri dalam kegiatan Journalist Camp PRMN x Eiger 2023 di Sari Ater, Subang, Jawa Barat pada Kamis, 25 Agustus 2023.

Baca Juga: Daftar 6 Kedai Kopi Estetik dan Nyaman di Sibolga, Simak Lokasi, Rating dan Jam Bukanya!

Jurnalis senior dari Pikiran Rakyat Media Network (PRMN), Deni Yudiawan menyampaikan hal-hal terkait pemberitaan di media, salah satunya bagaimana perubahan kecenderungan netizen dalam menggunakan mesin pencari untuk mencari informasi dan berita di masa pasca pandemi Covid-19.

Sebagai pembuka, Deni mengungkapkan riset yang ia temukan terkait gambaran kecenderungan netizen memasukkan kata kunci di mesin pencari.

Hal ini diawali dari pandangannya terhadap pandemi Covid-19 yang telah mengubah banyak hal, salah satunya identitas diri. Identitas diri yang dimaksud terkait dengan hal yang diinginkan dan dibutuhkan.

Keinginan sebelum dan setelah pandemi berbeda. Deni pun mengumpakannya dengan perubahaan kebiasaan anak SD dalam kegiatan belajar yang sebelumnya dilakukan di sekolah sebelum pandemi, menjadi di rumah di masa pandemi.

Baca Juga: Update Klasemen Sementara Liga Belanda: Sparta Rotterdam Memuncaki Klasemen

“Misalkan tanya sama anak-anak SD, sekarang tanya mau (belajar) online atau offline, pasti kebanyakan ngomongnya mending online,” jelas Deni.

Tak hanya itu, Deni pun menyebut bahwa keadaan di masa pandemi Covid-19 mendorong individu meningkatkan kapastitas diri. Hal ini berkaitan dengan adanya media dan akses internet yang memudahkan kegiatan belajar.

Dalam menghadapi permasalahan yang sulit, orang banyak mencari di internet untuk meningkatkan kapasitas diri. “Jadi orang berani beli kelas, beli kursus di online dan itu laku banget. Sekarang masih berlaku,” ungkapnya.

Keadaan pandemi Covid-19 nyatanya membuat akses gerak di luar ruangan menjadi terbatas. Jejaknya masih membekas meski kini kasus menurun dan pembatasan aktivitas sudah tak berlaku lagi.

Baca Juga: Spoiler One Piece Chapter 1091: Epik! Luffy dan Zoro vs Kizaru dan Lucci

Deni menyampaikan bahwa kebiasaan masyarakat di luar rumah pun berubah. Dengan terbatasnya kondisi keuangan pasca pandemi, orang-orang lebih memilih menjelajahi budaya lokal dan wisata di daerah terdekat.

“Sebagai contoh, setahun setelah pandemi, Bali ramainya sama orang Indonesia. Di lihat dari sana, orang-orang sekarang ingin mencari tahu tentang budaya lokal. Kenapa? Karena duitnya udah gak ada. Orang mau main keluar, duitnya terbatas. Jadi, banyak mencari apa yang bisa dicari di daerah,” tutur Deni.

Dari sini, Deni menyimpulkan bahwa kondisi pasca pandemi Covid-19 mengubah kebiasaan netizen di mesin pencari menyesuaikan keadaan di lingkungan saat ini, salah satunya meningkatnya pencarian di mesin pencari dengan kata kunci ‘healing’ untuk mencari tempat berlibur di luar rumah.

“Hal yang menarik dari pencarian identitas diri, pencarian tentang ‘healing’ itu tinggi banget sampai 200 sekian persen pencariannya. Itu meningkat dari tahun kemarin. Jadi, orang itu benar-benar pengen healing. Di era new normal, orang-orang mencari normalnya yang baru seperti apa,” jelas Deni.

Baca Juga: Rekomendasi 7 Tempat Ayam Bakar di Bali Paling Populer, Rasa Ayamnya Enak dan Gurih

Tak hanya ‘healing’, kata ‘staycation’ atau berlibur di dalam rumah menjadi kata kunci paling dicari masyarakat untuk mendapat referensi liburan di luar rumah pasca pandemi.

Di sisi lain, salah satu opsi aktivitas menyenangkan di akhir pandemi Covid-19 adalah menikmati wisata alam bebas.

Seperti yang dilakukan Deni bersama sang istri yang menyempatkan waktu berkegiatan di alam bebas beberapa kali sebulan.

“Kemarin saya camping di daerah Soreang, dua puluh ribu (rupiah) bisa dua orang sama istri saya. Cuma dua puluh ribu plus parkir, dan lain-lain. Saya selalu membuat budget dalam sebulan minimal dua kali ke alam bebas, murah meriah. Sehat, healing dapat, bonding dapat dengan keluarga,” ujarnya.***

Editor: Tesya Imanisa

Tags

Terkini

Terpopuler