4 Fakta Menarik Asal Muasal Banyuwangi, Terdapat Kisah Cinta Unik hingga Peperangan

4 November 2023, 14:27 WIB
Inilah sejumlah fakta menarik di Banyuwangi. /Laman resmi Banyuwangi Tourism/

PR DEPOK - Banyuwangi daerah yang sempat viral karena film KKN Desa Penari beberapa tahun belakang.

Namun, taukah kamu asal mula daerah Banyuwangi didirikan, yang bahkan tempat itu masih dianggap kota santet, karena cerita mistisnya yang masih sangat kental hingga saat ini.

Sebagai berikut, sejumlah fakta menarik asal muasal daerah Banyuwangi, memiliki sejarah yang unik dan juga tragis, simak:

Baca Juga: Hoax, Jembatan Gantung Parung Serab Depok Bukan Roboh karena Ini

1. Arti kata Banyuwangi

Istilah Banyuwangi jika diartikan secara harfiah yaitu air yang wangi. Kata "banyu", dalam bahasa Jawa, berarti air. Dahulu rumor beredar dikalangan masyarakat, nama Banyuwangi berawal dari kisah yang berada di kerajaan Negeri Sindureja.

2. Rumor Kisah Cinta berhubungan dengan lahirnya Banyuwangi

Diketahui kerajaan itu dipimpin Prabu Sulahkromo. Dibawah kepemimpinannya, Prabu Sulahkromo memiliki patih yang setia membantu kepada dirinya yang bernama Patih Sidopekso.

Baca Juga: Enak Abis Menunya! Ini 6 Rumah Makan di Kudus Paling Hits Andalan Warga Setempat

Ketika Patih Sidopekso diperintah Prabu Sulahkromo cari obat untuk kakeknya, Bhagawan Tamba Petra, yang sedang di daerah pengunungan dan melakukan bertapa.

Ketika sedang diperjalanan kunjungi Bhagawan Tamba Petra, Patih Sidopekso tak sengaja saling bertemu Sri Tanjung.

Diketahui Sri Tanjung mempunyai paras cantik karena, dahulu rumor masyarakat mengatakan, ibunya ialah bidadari yang turun ke bumi dan dinikahi oleh manusia.

Baca Juga: Liga Inggris: Jadwal Lengkap Pekan 11, Siaran TV, dan Live Streaming

Kemudian, keduanya saling jatuh cinta hingga Patih Sidopekso bawa Sri Tanjung ke Istana Sindureja untuk menikahinya.

Sri Tanjung kemudian dikenalkan kepada warga Sindureja. Mempunyai wajah cantik dan tutur bahasa yang halus vuat dirinya disukai juga dikagumi banyak lelaki, tak kecuali bahkan sang raja Prabu Sulahkromo.

3. Akhir hidup Sri Tanjung yang tragis, menjadi nama Banyuwangi.

Seorang raja, Prabu Sulahkromo berniat jahat untuk rebut Sri Tanjung dari Patih Sidopekso dan rencanakan siasat licik pun terbesit.

Baca Juga: Bingung Mau Nonton Apa Malam Minggu? Ini Dia Rekomendasi Film Bioskop Terbaru, Lengkap dengan Jadwal

Sang Raja perintahkan Patih untuk melaksanakan tugas yang orang biasa tidak bisa, yaitu kirimkan surat pada para dewa di khayangan.

Selagi Patih Sidopekso jalankan tugasnya, Prabu Sulahkromo mencoba rayu dan goda Sri Tanjung. Akan tetapi, Sri Tanjung nolak keras rayuan Sang Raja licik itu.

Konon ketika Sang Patih kembali ke istana dan menemui istrinya sedang dipeluk paksa oleh Prabu Sulahkromo.

Akan tetapi, Prabu Sulahkromo memfitnah Sri Tanjung dengan katalan bahwa Sri Tanjung berusaha merayunya.

Baca Juga: Cek Fakta: Prabowo Subianto Ditangkap KPK karena Pelanggaran Jelang Pemilu 2024, Ini Faktanya

Patih Sidopekso yang termakan oleh fitnah keji sang raja Prabu Sulahkromo, bawa Sri Tanjung ke telaga yang keruh dan kumuh untuk dibunuh. Akan tetapi, sebelum dibunuh, Sri Tanjung ucap sumpah sebagai bukti kejujuran dan kesetiaannya sebagai istri.

Sri Tanjung mengatakan ia rela dibunuh dan jasadnya dibuang di telaga tersebut, akan tetapi, apabila kemudian telaga itu berbau wangi, maka itu buktikan bahwa dirinya tidak bersalah.

Akan tetapi Patih Sidopekso tetap menikam dada istrinya gunakan kerisnya dan membuang jasad Sri Tanjung ke dalam telaga tersebut.

Telaga yang keruh itu kemudian berangsur-angsur menjadi telaga yang jernih serta beraroma wangi semerbak.

Baca Juga: 4 Nasi Goreng Enak di Banjarbaru yang Jadi Favorit Warga Lokal, Cek Lokasi di sini!

Patih Sidopekso tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Dirinya yang sudah termakan fitnahan sang raja hanya bisa menangis dan menjatuhkan badannya ke tanah sambil bersuara lirih “Banyu… wangi… banyu… wangi…”. Kemudian lahirlah nama Banyuwangi dipercayai dari perkataan Patih Sidopekso tersebut.

3. Kelahiran Kota Banyuwangi 1771

Hari ulang tahun Kota Banyuwangi diperingati setiap tanggal 18 Desember. Hal ini berkaitan dengan peristiwa besar yang terjadi pada 18 Desember 1771.

Pada tahun 1743, Pakubuwono II menyerahkan wilayah timur Jawa dan termasuk Blambangan kepada VOC. VOC terima dan kuasai wilayah yang telah diberikan sebagai simpanan yang akan digunakan serta dikelola sewaktu-waktu diperlukan.

Baca Juga: 9 Rekomendasi Nasi Goreng di Majalengka Terkenal Enak, Antrian Tempatnya Tak Pernah Sepi

Akan tetapi, VOC tidak tertarik untuk menengok wilayah Blambangan bahkan ketika Danuningrat meminta bantuan VOC untuk melepaskan diri dari Bali.

Kemudian, Inggris bangun hubungan dagang dengan Blambangan dan dirikan kantor dagangnya di bandar kecil Banyuwangi di tahun 1766.

Mengetahui hal tersebut, barulah VOC bertindak untuk rebut Banyuwangi dan wilayah Blambangan secara keseluruhan.

4. Sempat terjadi peperangan

Baca Juga: Mantap Sekali, 7 Rekomendasi Bakso di Denpasar Bali Berikut Tak Boleh Dilewatkan

Terjadilah peperangan diantara VOC dan para pejuang Blambangan kurang leboh lima tahun (1767-1772) rebut wilayah Blambangan.

VOC tetap bersikeras dapatkan Banyuwangi karena Banyuwangi yang sudah mengalami perkembangan didalam bidang perekonomian.

Perang yang disebut dengan perang Puputan Bayu ini alami puncaknya pada 18 Desember 1771. VOC tidak akan mengambil tindakan akan wilayah Blambangan, khususnya Banyuwangi, apabila Inggris tidak berdagang di sana.

Baca Juga: 8 Pasangan Zodiak yang Paling Cocok Bersama untuk Menjalin Hubungan Cinta

Kendati demikian tanggal 18 Desember 1771, ditetapkan sebagai hari jadi Kota Banyuwangi.

Demikian informasi fakta mengenai Banyuwangi terdapat cerita cinta unik dan tragis hingga peperangan.***

Editor: Dini Novianti Rahayu

Tags

Terkini

Terpopuler