Dapat Ganggu Berbagai Aspek Kehidupan, Siapa Saja yang Bisa Terkena OCD? Simak Informasinya

17 Mei 2024, 15:25 WIB
Berikut ini merupakan informasi berupa data terkait orang-orang yang bisa mengidap OCD, siapa sajakah? /Pawel Czerwinski/Unsplash

PR DEPOK - Gangguan obsesif-kompulsif dapat mengganggu berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan sosial, pekerjaan, dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Berdasarkan penyusun kata OCD, obsesi adalah pikiran, impuls, atau gambar yang berulang dan tidak diinginkan yang muncul secara tak terkendali di pikiran seseorang. Kompulsi adalah perilaku berulang yang dilakukan sebagai respons terhadap obsesi tersebut.

Contohnya, seseorang mungkin memiliki obsesi tentang kebersihan yang berlebihan, yang membuat mereka terus-menerus mencuci tangan secara berlebihan sebagai kompulsi.

Baca Juga: TURUN! Harga Emas Antam Merosot Sebesar Rp11.000 per Gramnya, Jadi Segini Nominalnya

Merujuk medicalnewstoday.com, International OCD Foundation mencatat bahwa diperkirakan ada 1 dari 200 anak atau remaja (500.000) di Amerika Serikat menderita OCD.

NIMH juga menunjukkan bahwa prevalensi OCD dapat dibagi berdasarkan tingkat keparahan kondisinya:

ringan : 14,6 persen
sedang: 34,8 persen
serius: 50,6 persen

Baca Juga: Lirik Lagu Licorice oleh aespa: Really, Really Not Like That...

Sekitar 90 persen orang penderita OCD juga memiliki kondisi kesehatan mental lain yang terjadi bersamaan — yang paling sering adalah gangguan kecemasan.

Siapa yang bisa terkena OCD?

Berdasarkan NIMH, perempuan memiliki prevalensi OCD lebih tinggi dibandingkan laki-laki.

Meskipun siapa pun dapat mengembangkan OCD, ada rentang usia yang lebih mungkin terjadinya OCD. Resiko OCD juga termasuk mereka yang berusia antara 8 dan 12 tahun atau orang-orang yang berusia antara remaja akhir dan dewasa awal.

Baca Juga: 10 Warung Bakso Paling Terkenal di Ponorogo, Rasanya Best dan Bikin Ketagihan

Usia rata-rata timbulnya penyakit biasanya sekitar 19,5 tahun. Namun jarang sekali seseorang mengalami OCD setelah usia 40 tahun.

Terkait jenis kelamin, laki-laki lebih mungkin mengalami timbulnya OCD pada usia lebih muda. Selain itu, wanita pasca melahirkan memiliki kemungkinan dua kali lebih besar terkena OCD dibandingkan populasi umum.

Faktor risiko lain untuk OCD diantaranya riwayat keluarga OCD, faktor biologi dan struktur otak, temperamen, seperti perilaku yang lebih pendiam atau gejala kecemasan dan depresi di masa kanak-kanak dan trauma masa kecil.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Medical News Today

Tags

Terkini

Terpopuler