"Kami melihat banyak varian baru yang menggunakan pendekatan serupa untuk bertahan hidup, virus menemukan cara untuk menghindari kekebalan vaksin dari infeksi sebelumnya, XBB tidak berbeda dengan yang lain," ucap ahli penyakit menular UC Berkeley, John Swartzberg,d dikutip dari Cosmopolitan.
Otoritas lainnya menekankan bahwa saat ini, tidak ada bukti bahwa varian Covid-19 XXB menyebabkan penyakit yang lebih parah, saat melihat Singapura sebagai studi kasus.
Hal ini diyakini karena tingginya penyerapan vaksin booster di negara kepulauan berdaulat itu.
Diperkirakan jenis Covid-19 baru ini adalah kombinasi dari dua jenis imocron yang berbeda, dan WHO menyiratkan bahwa XXB tampakanya jadi varian yang paling 'pintar' kelabui antibodi melalui bukti laboratorium.
Ada pula turunan dari strain varian baru Covid-19 tersebut yang dikenal sebagai, XBB.1, XBB.2, dan XBB.3.***