Dalam perjalanan tersebut, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan para Nabi, naik ke atas langit bersama malaikat Jibril dan menyaksikan keajaiban alam dan bermunajat pada Allah SWT.
Baca Juga: 3 Februari dalam Sejarah: Ada Tragedi Pembunuhan Massal Pertama di Amerika
Tanda kekuasaan itu, murni dan bukan khayalan, hal tersebut dibuktikan kembali dalam QS. An-Najm ayat 13-18:
ولقد رآه نزلة أخرى, عند سدرة المنتهى, عندها جنّة المأوى, إذ يغشى السّدرة ما يغشى, مازاغ البصر وما طغى, لقد رأى من آيات ربه الكبرى. .
“Dan sungguh, dia (Muhammad) telah melihatnya (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratulmuntaha. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal, (Muhammad melihat Jibril) ketika di Sidratulmuntaha diliputi oleh sesuatu yang meliputinya, penglihatannya (Muhammad) tidak menyimpang dari yang dilihatnya itu dan tidak (pula) melampauinya. Sungguh, dia telah melihat sebagian tanda-tanda (kebesaran) Tuhannya yang paling besar.”
Selain diberikan mukjijat, Allah SWT juga turut menghibur Nabi Muhammad SAW lewat perjalanan malam, karena kesedihannya ditinggalkan oleh pamannya Abu Thalib dan istri setia Sayyidah Khodijah.
Baca Juga: Tradisi Unik Isra Miraj di Berbagai Daerah Indonesia Mulai dari Cirebon hingga Semarang
Dalam perjalanan malamnya, Rasulullah SAW dipertemukan dengan Nabi terdahulu, dari langit pertama hingga ketujuh ada Nabi Adam AS, Nabi Musa AS, Nabi Yahya AS, Nabi Yusuf AS, Nabi Musa AS dan Nabi Ibrahim.