PR DEPOK - Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dan kurangnya asupan nutrisi yang cukup selama periode pertumbuhan yang kritis, terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan anak (mulai dari konsepsi hingga usia 2 tahun).
Stunting dapat terjadi jika anak tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, termasuk kurangnya asupan kalori, protein, zat besi, vitamin A, dan zat gizi lainnya yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan optimal.
Dampak utama dari stunting adalah pertumbuhan fisik yang terhambat, di mana anak menjadi lebih pendek dibandingkan dengan tinggi badan yang seharusnya sesuai dengan usianya.
Namun, stunting juga dapat berdampak pada perkembangan otak dan kognitif, kesehatan sistem kekebalan tubuh, daya tahan terhadap penyakit, dan produktivitas di kemudian hari.
Baca Juga: Sambut Putusan MK Tentang Sistem Pemilu Proposional Terbuka, AHY: Berpihak pada Demokrasi
Stunting dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti kekurangan gizi pada ibu selama kehamilan, praktik pemberian ASI yang tidak memadai, pola makan yang tidak seimbang, infeksi berulang, sanitasi yang buruk, dan kondisi sosial-ekonomi yang rendah.
Pencegahan stunting melibatkan intervensi gizi yang tepat pada periode kritis pertumbuhan anak, seperti pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, pemberian makanan pendamping ASI yang tepat setelah itu, serta peningkatan kesadaran dan pendidikan tentang gizi yang baik pada ibu dan keluarga.
Faktor Penyebab Stunting
Ada beberapa faktor utama yang dapat menyebabkan timbulnya stunting, antara lain:
Baca Juga: Lionel Messi Dipastikan Tak Ikut Piala Dunia 2026
1. Gizi Buruk
Gizi buruk merupakan penyebab utama stunting. Anak yang tidak mendapatkan asupan gizi yang cukup, baik dalam jumlah maupun kualitasnya, cenderung mengalami pertumbuhan yang terhambat dan berisiko mengalami stunting.
2. Kurangnya Asupan Nutrisi
Jika anak tidak mendapatkan asupan makanan yang cukup kaya akan nutrisi penting seperti protein, zat besi, vitamin A, vitamin D, dan zat gizi lainnya, maka pertumbuhan tubuhnya bisa terganggu dan bisa menyebabkan stunting.
Baca Juga: Login ke pip.kemdikbud.go.id, Dana Bantuan Pendidikan Sudah Cair Hari Ini!
3. Infeksi Berulang
Infeksi berulang, terutama pada usia anak yang rentan, dapat mengganggu penyerapan nutrisi dalam tubuh. Infeksi saluran pernapasan, diare, dan infeksi parasit dapat menyebabkan anak kehilangan nafsu makan, mengganggu penyerapan nutrisi, dan berkontribusi pada stunting.
4. Kehamilan yang Tidak Sehat
Jika ibu mengalami kekurangan gizi selama kehamilan, pertumbuhan janin dalam rahim dapat terhambat. Bayi yang lahir dari ibu dengan kekurangan gizi memiliki risiko lebih tinggi mengalami stunting.
Baca Juga: Tes Psikologi: Mengungkap Kelemahan Terbesar Anda dan Cara Mengatasinya
5. Praktik Pemberian Makan yang Buruk
Cara memberi makan yang tidak memadai, seperti memberikan makanan dalam jumlah yang tidak mencukupi atau memberikan makanan yang tidak seimbang secara gizi, dapat menyebabkan stunting pada anak.
6. Faktor Sosial dan Ekonomi
Ketidakmampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan gizi anak, terutama di daerah dengan tingkat kemiskinan yang tinggi, dapat menjadi faktor risiko stunting.
Ketidakmampuan mengakses makanan bergizi, layanan kesehatan yang memadai, dan sanitasi yang buruk juga dapat mempengaruhi pertumbuhan anak.
Penting untuk dicatat bahwa stunting biasanya merupakan hasil dari kombinasi faktor-faktor ini dan bukan disebabkan oleh satu penyebab tunggal.
Upaya untuk mengurangi stunting melibatkan intervensi gizi yang memadai, pendidikan gizi, perawatan kesehatan yang tepat, serta peningkatan akses terhadap makanan bergizi dan fasilitas sanitasi yang baik.
Cara Mencegah Stunting
Guna mengatasi stunting, diperlukan pendekatan yang komprehensif serta melibatkan berbagai faktor. Berikut adalah beberapa cara yang dapat membantu mencegah stunting:
1. Peningkatan Gizi
Pastikan anak mendapatkan nutrisi yang seimbang dan mencukupi. Berikan makanan yang kaya akan zat gizi seperti protein, vitamin, mineral, dan serat. Perhatikan juga kecukupan asupan energi agar memenuhi kebutuhan tubuh anak.
2. ASI Eksklusif
Baca Juga: Anime Tate no Yuusha no Nariagari Season 3 akan Tur Premier di 5 Negara, Indonesia Termasuk?
Jika memiliki bayi, berikan ASI (Air Susu Ibu) secara eksklusif selama 6 bulan pertama. ASI mengandung nutrisi yang lengkap dan dapat membantu mencegah stunting.
3. Pemberian Makanan Pendamping ASI
Setelah bayi berusia 6 bulan, mulailah memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) yang tepat. Konsultasikan dengan tenaga medis atau ahli gizi untuk mengetahui jenis makanan yang sesuai dengan kebutuhan anak.
4. Perhatikan Kebersihan
Baca Juga: Kapan Bansos BPNT Mei 2023 Cair? Segini Nominal Dana yang Didapatkan Penerima Tiap Bulan
Jaga kebersihan makanan, air minum, dan lingkungan sekitar anak. Infeksi dan penyakit dapat mempengaruhi penyerapan nutrisi dan pertumbuhan anak.
5. Pendidikan Gizi dan Perawatan Anak
Tingkatkan kesadaran tentang gizi yang baik dan pentingnya perawatan anak yang sehat melalui pendidikan kepada keluarga dan masyarakat. Sediakan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.
6. Pelayanan Kesehatan yang Baik
Baca Juga: Ramalan Zodiak Capricorn, Aquarius, dan Pisces, Jumat, 16 Juni 2023: Hati-Hati Ada Orang Ketiga
Dapatkan perawatan kesehatan yang tepat dan rutin untuk anak. Pemeriksaan kesehatan berkala dapat membantu mendeteksi dan mengatasi masalah pertumbuhan anak sejak dini.
7. Perbaikan Sanitasi dan Akses Air Bersih
Pastikan anak memiliki akses ke fasilitas sanitasi yang memadai dan air bersih. Kebersihan dan ketersediaan air yang baik dapat membantu mencegah penyakit dan meningkatkan status gizi anak.
8. Pendidikan dan Kesadaran
Baca Juga: Usai Jadi Perhatian di Sonic The Hedgehog 2, Karakter Knuckle akan Dibuatkan Film Spin Off
Tingkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi yang baik dan dampak stunting pada perkembangan anak. Pendidikan yang tepat dapat membantu mengatasi stigma terkait stunting dan mendorong tindakan yang diperlukan.
Penting untuk melibatkan berbagai pihak, termasuk keluarga, tenaga medis, pemerintah, dan masyarakat umum, dalam usaha mengatasi stunting. Upaya kolaboratif dan komprehensif dibutuhkan untuk mencapai hasil yang signifikan dalam mengurangi kasus stunting.***