Network
PR DEPOK - Berikut adalah tiga jenis dinamika pasangan yang sulit dihadapi oleh penderita trauma, yang seringkali menyebabkan pemutusan hubungan.
Dalam suatu hubungan, komunikasi yang sehat diperlukan untuk membuat semuanya berjalan lancar. Komunikasi dan pengertian membentuk dasar kekuatan dan keamanan suatu hubungan.
Setiap komunikasi menentukan kedekatan atau jarak antara dua orang yang terlibat dalam hubungan tersebut. Tapi ini berbeda untuk penyintas trauma masa kecil.
Baca Juga: Terlezat! 6 Referensi Nama Tempat Makan Soto di Pacitan
"Saat Anda menjalin hubungan, setiap interaksi adalah tarian antara koneksi dan jarak. Tetapi karena penyintas trauma masa kanak-kanak sering terjebak dalam mode perlindungan diri, hal itu pasti mencegah mereka untuk dapat terhubung dengan cara yang sehat dan bermakna," tulis Therapist Morgan Pommells dikutip PikiranRakyat-Depok.com dari Hindustan Times.
Berikut bagaimana penyintas trauma masa kanak-kanak berjuang dengan dinamika pasangan dalam suatu hubungan:
Dinamika pengejaran-penarikan: Dalam hubungan semacam ini, pengejar sering mengajukan tuntutan, dan mencoba menghindari segala jenis konflik, sementara penarikan diri mencoba menjauh dan menutup diri sebagai cara untuk melindungi diri dari segala jenis bahaya.
Baca Juga: Here We Go, Kai Havertz Sudah Lulus Tes Medis Arsenal, Bakal Diumumkan Pekan ini
Dinamika mengejar-mengejar: Dalam dinamika semacam ini, kedua orang yang terlibat mengejar satu sama lain – hal ini mengakibatkan seringnya saling menyalahkan atas masalah dalam hubungan, alih-alih bekerja sama melawan masalah dan mencari solusi untuk mengatasinya.
