Network
Sepasang naga itu tidak terima sehingga ada kejadian pertarungan antara sepasang naga dengan sang raja. Pertarungan itu terdengar hingga sampai ke tempat di mana Tuan Tapa sedang bertapa.
Tuan tapa yang merasa dirinya telah terganggu kemudian menemui mereka untuk mendamaikannya, namun sepasang naga tersebut malah justru ajak berkelahi. Tuan Tapa yang telah kalahkan naga tersebut, dan bunuh naga jantan. Alhasil sang putri yang dijuluki Putri Naga bisa berhasil menemui kembali kepada orang tuanya.
Mereka yang tinggal di pesisir pantai dan dipercayai sebagai asal usul masyarakat di Tuantapa. Disisi lain, tubuh dan hati naga jantan yang mati dan hancur kini berubah yang terbentuk batuan hati yang berwarna hitam dan sekarang dinamai Batu Hitam.
Baca Juga: Nikmat Banget! Inilah 3 Rekomendasi Tempat Makan Bakso Enak di Daerah Tasikmalaya
Darahnya yang mengalir juga berubah jadi batu bernama Batu merah. Cerita Putri Naga dan Tuan Tapa, juga dikaitkan dengan terciptanya Pulau Dua dan Pulau Banyak.
Sementara Naga betina yang sedih liat pasangannya mati pun sangat marah. Naga itu belah sebuah pulau jadi dua bagian yang kini dikenal dengan Pulau Dua.
Naga betina terus marah hingga belah pulau-pulau lain yang kini dikenal dengan Pulau Banyak di Kabupaten Aceh Singkil.
Tapak kaki dan makan Tuan Tapa Bekas peperangan tersebut juga tinggalkan jejak kaki milik Tuan Tapa yang sehingga sampai saat ini masih ada dipinggir pantai. Bahkan Tongkat dan sorban yang terjatuh di dekat jejak kaki tersebut juga berubah jadi batu.
Baca Juga: 8 Rekomendasi Bakmi di Yogyakarta yang Sedap dan Gurih, Cek Alamatnya
